JAKARTA, KOMPAS.com - Dunia perfilman Indonesia dan industrinya terus berkembang dan tumbuh seiring perjalanan waktu.
Industri film pun tak hanya sekedar tontonan namun berkontribusi pada perekonomian.
Pengamat film Indonesia Yan Wijaya mengatakan, tahun ini dunia film Tanah Air sangat menggembirakan dan mencapai puncaknya sejak 100 tahun silam.
"Kalau kita lihat sejak ada film Indonesia, sampai hari ini adalah puncak dengan jumlah film yang ditayangkan mencapai lebih 150 judul film," kata Yan kepada Kompas.com, Minggu (7/4/2019).
Baca juga: Tak Sekedar Tontonan, Film Salah Satu Penggerak Perekonomian
Menurut dia, tren produksi film Indonesia sangat positif dan terus meningkat. Ini bisa dilihat dari jumlah judul film yang beredar dan tayang di bioskop-bioskop.
Artinya, ada banyak perputaran uang di sana.
"Sangat meningkat. Tapi berapa jumlah yang di produksi tahun ini atau tahu lalu saya enggak bisa jawab. Karena ada juga film di produksi dari beberapa tahun lalu sampai hari ini belum tayang, contohnya Susi Susanti, itu udah dua tahun belum tayang, belum selesai misalnya," ujarnya.
Di samping tren positif itu, Yan menilai film dan industri telah hadir sebagai salah satu penggerak ekonomi dalam negeri. Sebab, dalam menggarap sebuah film melibatkan banyak sumber daya, baik jasa maupun barang.
Baca juga: Bekraf Akui Industri Film Masih Kesulitan Jaring Investor
Sehingga telah membuka ruang dan lapangan pekerjaan bagi mereka yang kemampuan untuk terlibat.
"Bisa (disebut penggerak ekonomi). Karena sebauh film dikerjakan banyak orang. Contoh film Wiro Sableng, ribuang orang yang mendukung, dari figuran, tukang masak, dan lainnya. film adalah kerja kolektif bukan karya satu orang sutradara," jelasnya.