Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermodal Rp 600.000, Rina Kini Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah

Kompas.com - 14/04/2019, 08:10 WIB
Erlangga Djumena

Editor

Sumber

JAKARTA, KOMPAS.com -  Pendiri Tintin Chips, Rina Trisnawati menggandeng sang adik, Wulan Diasari, berbisnis makanan ringan sekaligus memberdayakan kalangan ibu-ibu yang mempunyai anak penyandang disabilitas sejak tahun 2014.

"Berbisnis bisa saja hanya untuk mengejar keuntungan. Tapi kalau tidak bermanfaat bagi orang lain, buat apa?" sebut Rina seperti dilansir Kontan.co.id.

Ia sengaja memilih berbisnis makanan ringan karena ia melihat kebanyakan orang Indonesia suka ngemil dan terkadang membutuhkan camilan yang berbeda. Selain itu, kota Bandung, tempat tinggalnya, memang dikenal sebagai salah satu kota penghasil beragam camilan dan snack atau makanan ringan. Apalagi pada tahun 2014, bisnis camilan dan keripik dari Bandung, seperti Maicih dan Karuhun, tengah naik daun.

"Saya memang punya hobi memasak, dan suka mencoba-coba resep baru di rumah. Saya juga hobi jualan makanan, apa saja saya jual. Tetapi dulu, produk yang saya jual adalah buatan orang lain," kata perempuan yang akrab disapa Teh Rina ini.

Baca juga: Catat, Ini 4 Pekerjaan bagi Pensiunan untuk Raup Penghasilan Tambahan

Saat awal meluncurkan Tintin Chips, dia baru memproduksi makanan ringan berbentuk cookies tipis kering terbuat dari kacang almon atau yang akrab disebut almond crispy cookies.

"Produknya mirip almond crispy dari Surabaya. Sebenarnya kami yang lebih dahulu meluncurkan produk itu. Karena produk sejenis dari Surabaya diproduksi secara masal, maka jadi lebih dikenal masyarakat," imbuh Wulan.

Tintin Chips yang mulanya hanya menjual cookies almon saja, kini sudah menjajakan dengan aneka rasa. Mulai dark chocolate, greentea, coffee, cinnamon, dan yam cookies. Harga satu tabung Tintin Chips ukuran 135 gram dibanderol Rp 60.000 dan untuk tube kecil isi 85 gram harganya sebesar Rp 40.000.

Tahun lalu, Tintin Chips meluncurkan kreasi baru yaitu keripik kentang salted egg dan rengginang yang dibanderol Rp 60.000 per kemasan. Semuanya dibuat, klaimnya, dengan bahan berkualitas serta tanpa pengawet dan MSG.

Sejauh ini, sudah ada sekitar 20 ibu yang memiliki anak disabilitas bergabung dengannya untuk membantu proses produksi Tintin Chips. "Hasilnya bisa untuk menambah penghasilan dari ibu-ibu tersebut," tambahnya.

Dengan bantuan mereka, kapasitas produksi Tintin Chips saat ini bisa mencapai 100 pack atau tub per hari atau sekitar 3.000 kemasan per bulan. Adapun omzet yang dicatatnya bisa mencapai ratusan juta rupiah per bulan.

"Beberapa omzet kami untuk biaya terapi dan pengobatan anak disabilitas," tutur Rina.

Keluar dari kerja kantoran

Sebelum memutuskan untuk sepenuhnya terjun ke dunia bisnis, Rina sempat berkarir sebagai seorang pekerja kantoran. Sedangkan Wulan merupakan pekerja sosial di salah satu lembaga sosial.

Ia pernah bekerja di lembaga kursus bahasa Inggris selama tujuh tahun di Bandung. Lantas pindah ke perusahaan tekstil.

Belum genap satu tahun, kembali ia pindah kerja ke Jakarta pada tahun 2002 di sebuah perusahaan, dan baru saja mengajukan pengunduran diri. "Karena mau fokus di Tintin Chips," tutur Rina.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com