Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sektor Industri Paling Siap Terapkan Industri 4.0, Ini Urutannya

Kompas.com - 15/04/2019, 14:35 WIB
Yoga Sukmana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pemerintah mencatat, 326 perusahaan dari berbagai sektor industri sudah melaksanakan penilaian kesiapan untuk menerapkan Industri 4.0.

Indikator penilaian yang digunakan yakni Indonesia Industry 4.0 Readiness Index (INDI 4.0). Adapun tahap awal assessment INDI 4.0 diikuti oleh 326 perusahaan dari berbagai sektor industri.

"Secara umum, industri manufaktur Indonesia dalan posisi cukup menerapkan Industri 4.0," ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam acara IIS 2019, Tanggerang, Senin (15/4/2019).

Dalam pemaparannya, Airlangga menunjukan hasil assessment INDI 4.0. Ada 5 hal yang dinilai yakni manajemen dan organisasi, manusia dan budaya, produk dan layanan, teknologi, serta operasional pabrik.

Baca juga: Industri 4.0: Janji dan Tantangan Para Capres Pemilu 2019

Dari 6 sektor industri yang melakukan assessment, 4 sektor memperoleh poin di atas 2 sedangkan sisanya mendapatkan poin di bawah 2.

Rentang skor penilaian INDI 4.0 terdiri dari 5 level yakni level 0 yang artinya belum siap bertransformasi ke industri 4.0. Kemudian level 1 untuk industri masih pada tahap kesiapan awal.

Selanjutnya, level 2 yakni industri pada tahap kesiapan sedang, level 3 industri sudah pada tahap kesiapan matang bertransformasi ke industri 4.0, dan level 4 industri yang sudah menerapkan sebagian besar konsep industri 4.0 di sistem produksinya.

Berikut hasil assessment sektor industri:

1. EPC

Di urutan pertama ada industri engineering procurement and construction (EPC). Total level INDI ada di level 2,74 atau tertinggi dari sektor lain.

2. Tekstil

Di tempat kedua ada industri tekstil dengan level INDI 2,51. Adakan skors tertingginya ada penilaian produk dan layanan yakni 2,77.

3. Makanan dan minuman

Di bawah industri tekstil ada industri makanan dan minuman dengan level 2,47. Seperti industri tekstil, skors tertinggi ada pada penilaian produk dan layanan dengan skors 2,61.

4. Kimia

Industri kimia menempati posisi ke-4 dengan beradab di level 2,31. Skors tertinggi ada pada penilaian produk dan layanan yakni 2,41.

5. Aneka

Nomor 5 ditempati industri aneka. Dari 11 jumlah perusahaan, level INDI industri aneka yakni 1,97. Skors tertinggi ada di pilar orang dan budaya dengan skors 2,29.

6. Elektronika

Industri elektronika memilki skors INDI 1,84. Dari 28 perusahaan, skors tertingginya ada dipilar produk dan layanan yakni 2,24.

7. Otomotif

Industri otomotif hanya bedara disposisi ke-7 karena hanya ada di level 1,72. Empat dari lima pilar yang dinilai ada di bawah skors 2.


8. Logam

Industri logam ada di posisi buncit dengan level 1,57. Skors tertinggi yang didapatkan ada di pilar produk dan layanan yakni 2,03.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com