Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia Berapa Idealnya Anda sudah Punya Rumah?

Kompas.com - 30/04/2019, 15:03 WIB
Murti Ali Lingga,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Setiap orang punya impian masing-masing dalam perjalanan hidupnya. Apakah dalam bidang pendidikan, pekerjaan, atau lainnya.

Dewasa ini, memiliki rumah atau hunian sendiri sudah menjadi capaian dalam kehidupan. Kerap kali, banyak orang mematok terget sudah harus memiliki rumah dalam usia tertentu. Namun, umur berapakah idealnya seseorang sudah harus punya sendiri?

Pengamat properti, Aldi Garibaldi, mengungkapkan, sejatinya tidak ada usia ideal yang diharuskan supaya memiliki rumah. Akan tetapi, ini lebih kepada kemampuan seseorang mewujudkan keinginan miliki rumah.

Artinya, jika sudah berkecukupan sudah layak memiliki rumah alias hunian.

"Wow, ini pertanyaan yang sulit dijawab. Pada dasarnya tidak ada batasan umur, yang ada adalah batasan bank dalam memilih peminjamnya," kata Aldi berbincang dengan Kompas.com, Selasa (30/4/2019).

Aldi menjelaskan, ada beragam cara untuk sesorang bisa memiliki rumah. Misalnya, lewat Kredit Pemilikan Rumah (KPR) yang rentang proses pelunasannya bisa selama 10-20 tahun. Skema ini bisa jadi salah satu alternatif yang diambil untuk bisa memiliki rumah.

"KPR biasanya 10-20 tahun. Jadi, jika usia pensiun umur 60 maka umur 40 harus sudah punya property," jelasnya.

Meskipun demikian, Aldi menekankan, pada rentang usia 40 tahun itu yang harus memiliki rumah ini tidaklah mengikat atau tidak berlaku secara umum. Sebab, ada kecenderungan orang pada posisi ini lebih memilih menyewa rumah dibandingkan membeli rumah sendiri.

"Tapi ini tidak mengikat, karena di Indonesia menyewa lebih murah dibandingkan dengan memiliki (rumah)," sebutnya.

Menurutnya, hingga kini permintaan rumah masih paling tertinggi jika dibandingakn jenis properti atau real estate lain. Apakah jenis kantor, gudang, retail, atau lainnya.

Sisi lain, ada tipe atau spesifikasi rumah yang paling diminati para calon pembeli. Termasuk di dalamnya soal lokasi atau keberadaan rumah hunian.

"Landed housing merupakan sektor yang terkuat jika dibandingkan dengan apartment (rumah susun). Karena Landed housing ada di luar Jakarta (suburban area) maka daerah Bekasi, Cibubur, Bogor, Sentul, BSD, Alam Sutera (Timur, Barat dan Selatan) merupakan daerah populer untuk calon pembeli rumah," sebutnya.

"Karena sifat tanah yang langka maka orang lebih suka landed housing. karena perkiraan harga tanah yang akan jauh lebih tinggi meningkat dibadndingkan dengan apartment (conventional wisdom)," tandasnya.

Sejalan dengan itu, sebelum membeli atau bertransaksi rumah baiknya calon pembeli harus mengetahui serta memahami segala hal persyaratan dari developer. Ini dilakukan agar tak menjadi korban penipuan hunian bodong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Emiten Migas SUNI Cetak Laba Bersih Rp 33,4 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

CEO Perusahaan Migas Kumpul di IPA Convex 2024 Bahas Solusi Kebijakan Industri Migas

Whats New
Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Ramai soal 9 Mobil Mewah Pengusaha Malaysia Ditahan, Bea Cukai Beri Penjelasan

Whats New
BEI Ubah Aturan 'Delisting', Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

BEI Ubah Aturan "Delisting", Ini Ketentuan Saham yang Berpotensi Keluar dari Bursa

Whats New
BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

BEI Harmonisasikan Peraturan Delisting dan Relisting

Whats New
Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Hadirkan Solusi Transaksi Internasional, Bank Mandiri Kenalkan Keandalan Livin’ by Mandiri di London

Whats New
Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Biasakan 3 Hal Ini untuk Membangun Kekayaan

Earn Smart
Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Pertumbuhan Ekonomi RI 5,11 Persen Dinilai Belum Maksimal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com