Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Harus Membuat Aturan Promo Ojek Daring

Kompas.com - 09/05/2019, 20:33 WIB
M Latief

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah perlu menetapkan aturan promo tarif ojek daring untuk menjaga persaingan secara sehat antaroperator. Aturan itu dibutuhkan untuk menghindari perang tarif promo oleh aplikator ojek daring pasca ditetapkannya aturan besaran tarif baru pada Mei 2019 ini.

Hal tersebut dikatakan peneliti Ekonomi Bursa Efek Indonesia (BEI) Poltak Hotradero. Poltak menilai intervensi pemerintah menjadi titik penyebab perang tarif tersebut.

"Buat apa ditetapkan tarif kalau di satu sisi terjadi jor-joran perang tarif promo. Harusnya sekalian saja pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, tak usah mengintervensi besaran tarif," kata Poltak, Kamis (8/5/2019).

Poltak mengatakan intervensi pemerintah terkait penetapan tarif ojek daring sebagai biang kerok terjadinya perang tarif promo baru itu, apalagi penetapan tarif ojek daring oleh pemerintah tidak mempertimbangkan dari sisi masyarakat pengguna atau konsumen.

"Kalau sudah begitu tinggal siapa yang modalnya saja. Nanti yang tidak kuat pasti mati," ujar Poltak.

Dia memastikan bahwa tidak ada yang perlu diuntungkan dari kenaikan tarif ojek daring.Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan, menurut Poltak, terlalu banyak melakukan intervensi bisnis transportasi dengan aturan yang tak sesuai sehingga menimbulkan masalah baru.

"Skema penetapan tarif seharusnya dibiarkan saja atau diserahkan ke aplikator saja, mengikuti mekanisme pasar, pemerintah tinggal mengawasi," kata Poltak.

Peraturan Menteri Perhubungan mengenai penetapan besaran tarif ojek daring saat ini justru berdampak besar pada penurunan minat konsumen. Poltak mengatakan, tingginya tarif bikin order menurun drastis dari sebelumnya.

"Itu sebabnya aplikator juga mulai perang lewat jalur promo agar orderan tetap stabil. Ini yang bikin kompetisi makin panas dan banyak aksi bakar uang," katanya.

Terbukti, berdasarkan pengakuan sejumlah konsumen akhir-akhir ini menyebutkan, Grab sedang gencar menggelar promo sangat murah untuk layanan ojek daring. Diskon yang diberikan aplikator asal Malaysia ini bisa mencapai lebih dari 50 persen dari tarif aslinya. 

Poltak mengingatkan bahwa kompetisi dalam ekonomi bukan hal tabu, karena hal itu bisa mendorong harga menjadi lebih ekonomis. Namun, lanjut Poltak, kompetisi akan berbahaya jika pemainnya tinggal sedikit lantaran salah satu pemain pasti berusaha menjadi pemain tunggal dan menguasai pasar.

"Ujung-ujungnya hal itu bakal dilakukan dengan cara aksi bakar uang untuk menerapkan tarif sangat rendah demi menjatuhkan lawan," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com