Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melantai di Bursa, Saham Uber Terus Merosot

Kompas.com - 14/05/2019, 13:35 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber Bloomberg

NEW YORK, KOMPAS.com - Saham perusahaan teknologi penyedia aplikasi transportasi Uber Technologies Inc terus merosot setelah dicatatkan di bursa New York Stock Exchange (NYSE). Pada perdagangan Senin (13/5/2019) waktu setempat, saham Uber anjlok hampir 20 persen di bawah harga pada pencatatan umum perdana atau initial public offering (IPO).

Dilansir dari Bloomberg, Selasa (14/5/2019), setelah ditutup melemah 7,6 persen pada hari pertama perdagangannya di bursa pada Jumat (10/5/2019) lalu, saham Uber ambrol 13 persen pada perdagangan Senin. Kemudian, saham Uber ditutup melemah 11 persen pada level 37,10 dollar AS.

Adapun pada saat IPO, harga saham Uber mencapai 45 dollar AS.

"Dari perspektif saham, apabila (harga saham Uber) menembus level 35 dollar AS, ini adalah saat di mana (saham Uber) lebih mengkhawatirkan," jelas Daniel Ives, analis di Wedbush.

Baca juga: Hari Pertama Melantai di Bursa, Saham Uber Ditutup Anjlok

Ives mengungkapkan, saat ini saham Uber cenderung bearish dan tidak ada yang bisa menghentikan pelemahannya lantaran sentimen yang ada. Ia juga menyatakan bahwa saham pesaing Uber, yakni Lyft Inc, juga melemah 7,3 persen.

Meski masih ada banyak pandangan skeptis terkait bisnis ride-hailing dan ekonomi ride-sharing semacam Uber, namun aksi jual di pasar saham lebih disebabkan karena peningkatan ketegangan perang dagang AS dan China. Kondisi ini memberatkan valuasi Uber maupun Lyft.

"Uber dan Lyft terjebak dalam badai terkait perang dagang dengan China, dikombinasikan dengan kekhawatiran tentang tidak adanya laba, dan perselisihan antara bearish dengan bullish," ujar Ives.

Apabila harga saham Uber merosot ke 35 dollar AS, maka artinya ada pemangkasan lebih dari 22 persen terhadap harga pada saat IPO, yakni 45 dollar AS. Menurut data Bloomberg, valuasi saham Uber yang diperdagangkan di lantai bursa pada Senin mencapai 2,8 miliar dollar AS, berada di bawah raksasa-raksasa teknologi seperti Apple, Amazon, Microsft, dan Facebook.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com