JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brojonegoro memastikan, pembangunan ibu kota baru tidak akan tergantung dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Hal ini, kata dia, sekaligus akan membuat APBN tidak terbebani sehingga peluang pemerintah mencari pendanaan dari utang akan mengecil.
"Makanya APBN-nya tidak mengganggu prioritas lain dan tidak diarahkan untuk utang," ujar Bambang di Kantor Bappenas, Jakarta, Rabu (26/6/2019).
"Jadi kita tidak akan membuat utang khusus hanya untuk membangun ibu kota," sambungnya.
Baca juga: Menteri PPN: Tahun Ini Penentuan Lokasi Pasti Ibu Kota Baru
Lantas dari mana dana sisanya? Bambang mengatakan, pemerintah akan membuka diri kepada BUMN atau swasta untuk ikut membangun ibu kota baru.
Namun, ia menegaskan dana dari BUMN atau swasta bukanlah utang namun bersifat investasi yang menguntungkan para investornya.
"Jadi artinya ya nanti setiap investor itu akan mendatangkan manfaat dari investasi yang dia lakukan di ibu kota baru," kata dia.
Baca juga: Kajian Pindah Ibu Kota Sudah 90 Persen Rampung
Sebelumnya pemerintah bakal mengalokasikan anggaran sebesar Rp 30,6 triliun dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk membangun ibu kota baru.
Sementara itu, secara keseluruhan dana yang dibutuhkan sebesar Rp 446 triliun.
Bambang mengatakan, dana APBN tersebut diperuntukkan dalam pembangunan yang memakan waktu selama lima tahun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.