Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK: Semester I-2019, Stabilitas Sektor Jasa Keuangan Terjaga

Kompas.com - 24/07/2019, 16:14 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Komisioner (DK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso mengatakan, stabilitas sektor jasa keuangan pada semester I 2019 berada dalam kondisi terjaga.

"Stabilitas sektor jasa keuangan global pada semester I-2019 terjaga. Hal ini sejalan dengan kinerja intermediasi sektor jasa keuangan yang positif dan profil risiko lembaga jasa keuangan yang terkendali," kata Wimboh Santoso saat memaparkan hasil RDK OJK di Jakarta, Rabu (24/7/2019).

Wimboh mengatakan, hal ini terlihat dari kinerja positif pasar keuangan domestik di semester I 2019. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada level 6.358,63 meningkat sebesar 2,65 persen di paruh pertama 2019, dengan net buy investor nonresiden sebesar Rp 68,80 triliun. Sementara tanggal 23 Juli 2019 kemarin, IHSG ditutup di angka 6.403,81.

Baca juga: Lagi, OJK Imbau UMKM agar Tak Terjerat Pinjaman Online Bodong

Penguatan juga terjadi di pasar Surat Berharga Negara (SBN), ini tercermin dari turunnya rata-rata yield SBN sebesar 57,64 basis poin (bps) dibanding kuartal II-2019 yang turun sekitar 19,67 bps (qtq), dan Juni yang turun sebesar 44,69 bps (mtm).

"Selain itu, kinerja intermediasi sektor jasa keuangan juga meningkat di semester I-2019. Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan meningkat sebesar 7,42 persen yoy. Peningkatan ini merupakan yang tertinggi dalam 8 bulan terakhir, didorong oleh meningkatnya pertumbuhan deposito dan giro perbankan," kata Wimboh.

Di periode yang sama, asuransi jiwa dan asuransi umum juga berhasil menghimpun premi masing-masing sebesar Rp 85,65 triliun dan Rp 50,93 triliun.

Sementara di pasar modal, korporasi berhasil menghimpun dana sebesar Rp 96,25 triliun, lebih besar ketimbang Rp 68,28 triliun di kuartal II-2019 (qtq), dan Rp 41,48 triliun pada Juni 2019 (mtm).

Sejalan dengan asuransi jiwa dan asuransi umum, kredit perbankan juga tumbuh stabil di level 9,92 persen yoy. Pertumbuhan ini disumbang tertinggi oleh beberapa sektor. Adapun sektor itu antara lain sektor listrik, air, gas, konstruksi, dan pertambangan.

Sementara itu, piutang pembiayaan tumbuh sebesar 4,29 persen yoy, didorong oleh pertumbuhan pembiayaan pada sektor industri pengolahan, pertambangan, dan rumah tangga.

Wimboh mengatakan, pertumbuhan kredit ini juga akan meningkat ke depannya, mengingat Bank Indonesia (BI) telah melonggarkan kebijakan moneternya. Pun memastikan masih ada peluang pelonggaran selanjutnya.

"Dengan adanya penurunan giro wajib minimum dan penurunan suku bunga kebijakan Bank Indonesia serta masuknya arus modal di pasar keuangan domestik akan dapat meningkatkan pertumbuhan kredit ke depan," ujar Wimboh.

Tak hanya dari sisi pertumbuhan, kata Wimboh, profil risiko setiap lembaga jasa keuangan juga berada di level terkendali. Faktanya, perbankan mampu menjaga risiko kredit stabil, terlihat dari rendahnya kredit macet (NPL) gross sebesar 2,50 persen.

"Rendahnya NPL ini merupakan yang terendah pada posisi akhir di semester I-2019 dalam lima tahun terakhir," ucap Wimboh.

Adapun rasio-rasio lainnya juga tercatat stabil, antara lain rasio Non-Performing Financing (NPF) Perusahaan Pembiayaan di level 2,82 persen dan rasio Posisi Devisa Neto (PDN) di level 2,2 persen.

Sementara itu, permodalan lembaga jasa keuangan juga stabil pada level yang tinggi. Capital Adequacy Ratio perbankan sebesar 23,18 persen dengan Risk-Based Capital industri asuransi umum dan asuransi jiwa masing-masing sebesar 313,5 persen dan 662,9 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Bulog Siap Beli Padi yang Dikembangkan China-RI di Kalteng

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com