Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kejar hingga Sedot, Upaya Menahan Tumpahan Minyak di Laut Karawang

Kompas.com - 03/08/2019, 16:28 WIB
Yoga Sukmana,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya menahan tumpahan minyak di Laut Karawang, pantai utara Jawa belum berhenti setelah terjadinya kebocoran sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) pada Juli 2019.

Hal ini dilakukan agar minyak yang keluar dari perut bumi tidak melebar ke perairan yang lebih luas. Sejumlah strategi pun dilalukan untuk menahan tumpahan minyak tersebut.

"Strategi proteksi berlapis di sekitar anjungan dan mengejar, melokalisir, serta menyedot ceceran minyak yang melewati batas sabuk oil boom di sekitar anjungan," tulis Pertamina dalam siaran persnya, Jakarta, Sabtu (3/8/2019).

Baca juga: Menteri Susi Minta Pertamina Pastikan Tumpahan Minyak Teratasi dengan Tuntas

Selain itu, PHE ONWJ juga menggandeng perusahaan berpengalaman di bidang well control yang telah terbukti sukses menangani kebocoran migas yang sama antara lain peristiwa di Teluk Meksiko.

Perusahaan itu bertugas untuk melakukan pengeboran Relief Well YYA-1RW sebagai upaya menghentikan gelembung gas yang terus keluar dari sumur YYA-1.

Pengeboran sumur telah dimulai jam 14.00 WIB pada Kamis (1/8/2019), atau 2 hari lebih cepat dari jadwal semula.

Baca juga: Atasi Tumpahan Minyak, Pertamina Berlakukan 7 Lapis Proteksi

Sampai Sabtu (3/8/2019) pukul 06.00 WIB, pengeboran sudah mencapai kedalaman 136 meter dan terus dilanjutkan sampai target kedalaman 2765 meter.

“Kegiatan mobilisasi rig ini dilakukan bersamaan dengan dilakukannya survey geohazard dan geotechnical , sehingga tidak ada waktu tunggu," kata VP Relations PHE Ifki Sukarya.

"Sementara itu beberapa pekerjaan persiapan bisa dilakukan secara simultan sehingga dapat mempercepat waktu tajak dua hari dari rencana awal,” sambung dia.

Baca juga: Atasi Tumpahan Minyak di Perairan Karawang, Pertamina Gunakan Dua Alat Ini

Sebelumnya, Pertamina mengajak para nelayan untuk membersihkan perairan Kawarang dari tumpahan minyak yang sampai ke pesisir.

Akibat kebocoran minyak itu, para nelayan tidak bisa melaut dan khawatir ikan-ikan di perairan Kerawang akan mati.

Sementara itu dilaporkan ribuan udang yang berada di tambak sekitar pesisir Kerawang mati karena air terkontaminasi tumpahan minyak.

Pertamina sudah berjanji akan memberikan ganti rugi kepada para petembak atas kerugian tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com