Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Bappenas: Program Kementan Berhasil Memacu Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 12/08/2019, 16:56 WIB
Mico Desrianto,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Direktur Keuangan Negara dan Analisis Moneter Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) dan Bappenas, Boediastoeti Ontowirjo, mengatakan program Kementerian Pertanian (Kementan) berhasil memacu pertumbuhan ekonomi.

"Termasuk pertumbuhan ekonomi di daerah lewat belanja alat mesin pertanian (alsintan) dan input produksi," kata Boediastoeti sesuai rilis yang Kompas.com terima, Senin (12/8/2019).

Menurutnya, setiap peningkatan satu persen belanja alsintan akan mendorong 0,33 persen peningkatan subsektor pertanian, peternakan, perburuhan dan jasa pertanian di daerah.

Maka dari itu, imbuh dia, dirinya mendorong kementerian lain untuk melakukan hal serupa.

Baca juga: Bappenas: Belanja Negara Belum Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi

"Belanja barang yang produktif dapat menjadi terobosan ke depannya ketimbang belanja modal," ucap dia.

Boediastoeti menambahkan, pihaknya (Bappenas) telah melakukan riset terhadap efektivitas belanja kementerian dan lembaga pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi dalam kurun 2011 hingga 2018.

Hasilnya, belanja barang mendorong pertumbuhan ekonomi hingga 0,08 persen, sementara belanja modal hanya mendorong 0,03 persen dan belanja pegawai hanya 0,01 persen.

Padahal, lanjut Boediastoeti, dalam alokasi anggaran 2016 hingga 2017 belanja modal mengalami peningkatan paling tinggi, yaitu Rp 39,1 triliun, diikuti belanja barang sebesar Rp 31,8 triliun dan belanja pegawai Rp 7,5 triliun.

Baca juga: Gelar Sosialisasi Alsintan, Mentan Ingin Petani Melek Teknologi

Kesejahteraan petani meningkat

Sementara itu, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan Kementan sudah melampaui target yang telah ditetapkan.

Capaian yang dimaksud antara lain pencetakan lahan baru, penambahan lahan pertanian produktif, peningkatan produksi produk pertanian dan pemanfaatan mekanisasi.

Ke depan, Bambang berharap pihaknya dapat mempererat sinergitas dengan Kementan untuk kemajuan ekonomi nasional, seperti meningkatkan nilai ekspor bahan mentah maupun olahan makanan.

"Program yang ada harus didukung dan dibuat secara berkelanjutan," ujar Bambang.

Di sisi lain, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran menyebut pihaknya (Kementan) berhasil menurunkan tingkat kemiskinan pedesaan menjadi 13,2 persen di 2018.

Baca juga: Usai Serasi, Kementan Akan Galakan Program Sapira

"Kementan juga berhasil menekan inflasi menjadi 1,26 persen," papar Mentan.

Tak hanya itu, Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Usaha Tingkat Petani (NTUP) naik menjadi 0,42 persen dan 5,45 persen di tahun yang sama.

"NTP dan NTUP meningkat merupakan indikator meningkatnya kesejahteraan petani. Kemudian terkait ekspor, volumenya naik, Pendapatan Domestik Bruto (PDB) pertanian juga meningkat dan nilai investasi kita naik hingga 110 persen," katanya.

Selain alsintan, lanjut Mentan, beberapa program Kementan yang sudah berjalan dengan baik di antaranya program Bekerja, Serasi, Siwab, Rain Harvesting System, Belgian Blue, Integrasi Jagung Sawit, Integrasi Sapi Sawit, serta penggunaan Biodiesel B100 berbahan dasar sawit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com