Artinya, selama kepentingannya terpenuhi di tempat bekerja saat ini maka dia akan stay, namun jika kepentingannya tidak bisa terpenuhi di perusahaan saat ini, dengan mudahnya mereka berkata “loe gue end!” alias resign dengan gagah berani tanpa pikir panjang.
Inilah salah satu penyebab utama mengapa turn over tertinggi di hampir seagian besar perusahaan terjadi pada karyawan dari Generasi Z.
Pada sebagian kelompok Generasi Millennial, bekerja kepada orang atau berkarir di perusahaan hanya digunakan sebagai tambahan status saja, maka tidak mengherankan ketika mereka bekerja rajin sekali update status!
Ketika ditegur sedikit oleh atasanya langsung mereka buat status “bete”, kemudian sore hari jika tidak ada perbaikan status menjadi “reseh” hingga malam hari seri status yang tidak menyenangkan tersebut terus ter-update.
Akibatnya Generasi ini acapkali dipersepsikan oleh Generasi yang lebih senior dilihat hanya dari sisi negatifnya saja, Generasi X dan Y merasakan bahwa Generasi X merupakan Generasi yang fragile alias rapuh atau “mutungan” (mudah putus asa), narsis, dan suka sekali melompat dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain.
Gejala Jurang Kepemimpinan terutama terjadi antara Genreasi X dengan Generasi Millennial atau Z, yang memiliki jarak yang cukup jauh hampir 30 tahun selisihnya.
Konflik dan friksi sering terjadi karena Generasi X sangat sering dan suka menyuruh dan memerintah Generasi Millennial, sementara Generasi Millennial sangat benci dan tidak rela jika dipimpin dengan cara terus menerus diperintah atau disuruh, meskipun yang menyuruh adalah atasan langsung mereka.
Kita hentikan sementara kajian kita disini, sampai bertemu pada edisi keempat berikutnya.
Selamat Memimpin dan Sukses Selalu untuk Anda semua!
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.