Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Ekspor, Pemerintah Harus Luweskan Industri Manufaktur

Kompas.com - 04/09/2019, 19:21 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohamad Faisal menyarankan pemerintah mesti luweskan industri manufaktur guna mendorong ekspor.

Sebab, mandeknya eskpor saat ini dipengaruhi oleh ketimpangan ekspor antara komoditas dengan industri manufaktur.

"Kenapa ekspor kita lambat dan investasi di manufaktur mandek? Karena ekspor industri manufakturnya sangat tidak signifikan dibanding ekspor komoditas. Kalau mau dorong ekonomi, industri manufakturnya harus didorong," kata Faisal di Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Bahkan menurutnya, ekspor industri manufaktur harus lebih didorong ketimbang ekspor komoditas karena mampu menciptakan nilai tambah yang lebih banyak.

Baca juga: ISEI: Jaga Momentum Pertumbuhan Ekonomi, RI Harus Genjot Manufaktur

Ini antara lain menciptakan lapangan pekerjaan, kesejahteraan masyarakat, menyerap banyak tenaga kerja, dan berandil besar untuk ekspor itu sendiri.

"Bukan berarti kita harus menekan investasi di komoditas, tidak. Tapi akan lebih baik bahan mentah kita itu diolah dulu sebelum bahan mentahnya dieskpor," jelas Faisal.

Adapun memacu industri manufaktur tak bisa hanya sekedar membuat regulasi untuk memperbaiki prosedur.

Ilustrasi imporSHUTTERSTOCK Ilustrasi impor

Menurut Faisal, pemerintah harus membuat iklim usaha industri manufaktur kondusif.

"Kalau iklimnya tidak kondusif, biaya produksi masih tinggi, biaya logistik tinggi, upahnya tidak kompetitif, produktifitasnya tidak maksimal, bagaimana orang mau investasi? Ini kan orang mau investasi juga susah," ucap dia.

Baca juga: Perkuat Daya Saing, Industri Manufaktur Harus Lakukan Banyak Terobosan

Dia bilang, investor tidak mungkin mau berinvestasi jika masalah-masalah tadi belum diperbaiki.

Walaupun saat ini pemerintah tengah mentransformasikan pelayanan dalam bentuk digital untuk mempermudah prosedur.

Dalam sektor logistik misalnya, pemerintah perlu membuat strategi logistik nasional yang tepat, mengingat negara ini adalah negara kepualauan.

Perbaikan itu bisa ditempuh dengan memperbaiki jaringan pelabuhan, jaringan teknologi informasi, maupun masalah teknologi informasi dan komunikasi (ICT).

"Itu yang harus diatasi di luar permasalahan regulasi maupun tax incentive," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com