Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Kapal Riset Nasional, Susi Gandeng LIPI

Kompas.com - 10/09/2019, 14:33 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggandeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) untuk bersinergi dalam pengembangan kapal riset nasional.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan, penandatanganan MoU menjadi langkah paling penting dalam sebuah kerja sama untuk menyatukan komitmen dan menegakkan birokrasi antar pihak.

"Mou antara instansi memang seharusnya dilakukan untuk mempermudah birokrasi maupun sebagai wadahnya. Supaya ke depannya lebih mudah dan tinggal jalan saja," kata Menteri Susi Pudjiastuti di Jakarta, Selasa (10/9/2019).

Sementara itu, Kepala LIPI Laksana Tri Handoko menuturkan, riset kapal nasional ini telah disetujui oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan Bappenas.

Baca juga: Jaga Keamanan Laut dari Terorisme, Susi Gandeng BNPT

Sebab, riset kapal nasional merupakan salah satu riset mendasar yang harus dikembangkan, mengingat Indonesia merupakan negara maritim.

"Tanpa riset kita tidak akan tahu potensi laut kita karena terlalu luas dan dalam. Dengan riset, kita bisa mengeksplorasi lautan hingga ocean going. Juga mampu memitigasi bencana alam, seperti tsunami," kata Laksana di kesempatan yang sama.

Ia menyebut, nantinya kapal riset nasional ini akan ditempatkan di dua wilayah, yaitu di wilayah barat dan timur Indonesia. Wilayah barat yang ditentukan LIPI adalah Jakarta, sementara wilayah timur adalah Ambon.

"Tapi yang menjadi kendala adalah pelabuhan untuk riset kapalnya ini. Di Jakarta kami sedang mencari pelabuhan khusus riset kapal. Kalau di Ambon kami memutuskan untuk keluar dari area Teluk Ambon, karena area itu sudah terkontaminasi oleh sedimen di daratan. Kami di Ambon sedang mencari lahan tukar guling, inginnya sih di dekat pangkalan TNI AL," papar Laksana.

Baca juga: Banyak Kapal Vietnam Masuk ZEE Indonesia, Ini yang Dilakukan Menteri Susi

Terkait tender, Laksono menjelaskan pihaknya akan membuka tender dalam waktu dekat. Nantinya, kapal ini akan dikelola oleh swasta sehingga tidak memberatkan APBN meski tidak profit oriented.

Melalui penandatangan kerja sama ini, dia berharap pemanfaatan kapal riset bisa secepatnya dimanfaatkan oleh publik. Pun menjadi pembuka pintu untuk kemajuan RI.

"Sehingga ke depan kita bisa membuat mitigasi bencana, kita tahu di mana sensor-sensor pembaca tsunami itu harusnya ditempatkan. Kami berharap dengan nota kesepahaman kualitasnya bisa segera kita lakukan dalam bentuk yang lebih riil demi kemajuan masyarakat Indonesia di masa depan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com