Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya 9 Bisnis, Desa Ini Raup Pendapatan hingga Rp 50 Miliar Per Tahun

Kompas.com - 14/09/2019, 17:40 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

BADUNG, KOMPAS.com - Pemerintah telah mengubah paradigma pembangunan desa melalui penyaluran Transfer ke Daerah dan Desa (TKDD).

Harapannya, desa menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan potensinya, misalnya saja potensi pariwisata. Desa tak lagi menjadi obyek pembangunan pemerintah, namun menjadi subyek dari pembangunan itu sendiri.

Beberapa desa berhasil dalam mengelola dana tersebut, namun tak sedikit yang juga gagal.

Adapun Desa Kutuh, yang berada di Kuta Selatan, Badung, Bali menjadi salah satu desa percontohan yang berhasil mengembangkan potensi pariwisatanya.

 

Baca juga: Startup Ini Fasilitasi E-ticketing untuk Desa Wisata

Bahkan, upaya pengembangan potensi pariwisata telah dilakukan oleh masyarakat Desa Badung sejak sebelum kebijakan TKDD diperlakukan di era Presiden Joko Widodo.

Pasalnya, sejak 1998, masyarakat desa adat setempat telah membentuk Lembaga Perkreditan Desa untuk menyimpan dan menyalurkan dana ke sektor-sektor produktif.

Tahun lalu saja, dengan kualitas pengelolaan dan pelayanan pariwisata yang terus meningkat, Desa Kutuh mampu meraup pendapatan Rp 50 miliar.

"LPD ini bisa dibilang bank masyarakat adat, dari modal awal Rp 15 juta, kini aset LPD sudah sampai Rp 135 miliar," ujar Kepala Desa Adat Kutuh I Made Wena di Badung, Bali, Kamis (12/9/2019).

Dari dana yang terkumpul di LPD tersebut, penduduk desa pun berinisatif untuk mengembangkan Pantai Pandawa.

Baca juga: Potensi Desa Wisata Baru di Lombok Masih Besar

Dana dari LPD yang disalurkan untuk pembiayaan Pantai Pandawa kala itu sebesar Rp 1 miliar. Selain itu, tahun lalu penduduk desa juga menggunakan dana tersebut untuk pengembangan Gunung Payung Culture Park.

"Karena likuiditasnya longgar, maka kita gerakkan. Kita mengembangkan Pantai Pandawa dengan meminjamkan uang dari LPD sebesar Rp 1 miliar. Kemudian pinjam uang untuk mengembangkan Gunung Payung Culture Park tahun kemarin Rp 3 miliar. Tentu tetap mengembalikan bunga dan beban pokok, sehingga perputaran cashflow terjadi," jelas dia.

Adapun Kepala Desa Kutuh I Wayan Purja mengatakan, secara keseluruhan, Desa Kutuh memiliki 9 unit usaha atau Badan Usaha Milik Desa Adat, (BUMDA), yang meliputi Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Wisata Pantai Pandawa, Gunung Payung Cultural Park, Atraksi Wisata Khusus Timbis Paragliding, Atraksi Wisata Khusus Seni dan Budaya, Unit Barang dan Jasa, Unit Pirantu Yadnya, Transportasi, dan Jasa Konstruksi Karya Undagi.

Baca juga: Perbankan dan BI Bakal Kembangkan Pariwisata Jadi Sektor Ekonomi Tersendiri

Selain itu, desa juga memiliki Layanan Wisata Edukasi dan Kemitraan, Layanan Keamanan dan Ketertiban Wilayah, dan Layanan Jaminan Asuransi dan Kesehatan guna menunjang pariwisata desa.

"Dalam tahun berjalan, Desa Kutuh dapat mencetak laba bersih dalam tahun kemarin mencapai Rp 14,5 miliar dan pendapatan total tidak kurang dari Rp 50 miliar. Kami kolaborasikan dari sini, kami terus bangun sehingga ke depan makin baik," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 26 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com