KOMPAS.com - Data merupakan sumber daya baru yang berharga bagi bangsa Indonesia. Pasalnya, data berpotensi menghasilkan nilai ekonomi dan sosial cukup besar.
CEO IYKRA, Fajar Jaman, Indonesia masih punya banyak tantangan untuk mencapai data yang berdaulat.
Apalagi, ia melanjutkan, data diri bagi industri 4.0 menjadi roh bagi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI).
“Untuk mewujudkan data yang berdaulat harus didukung dari sisi infrastruktur, regulasi, dan sumber daya manusianya,” kata Fajar kepada media, Kamis (26/9/2019).
Baca juga: Mulai IoT Hingga AI, ini Mega Tren Dunia Industri pada Masa Depan
Menurut dia, regulasi sangat diperlukan untuk memperjelas kepemilikan dan pemanfaatan data, khususnya data privasi.
“Tanpa regulasi, kita kehilangan peluang sosial ekonomi, bahkan keamanan negara terancam, karena data pribadi merupakan komoditas bisnis dan kerahasiaan warga negara,” ujarnya.
Selain regulasi dan infrastruktur teknologi, imbuh dia, hal yang tak kalah pentingnya lagi adalah sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kapabilitas terhadap teknologi baru.
Head of Enterprise Data Management Bank Mandiri, Billie Setiawan, mengatakan potensi integrasi data di era digital.
Salah satu contohnya, kata dia, adanya digital footprint data bisa menjadi key contributor bagi economy value creation.
Apalagi, bisa teknologi itu digabungkan dengan data internal yang dimiliki suatu organisasi.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan