Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Lahan di Ponorogo Kekeringan, Kementan Sarankan Pompanisasi

Kompas.com - 04/10/2019, 07:00 WIB
Alek Kurniawan

Penulis

KOMPAS.com - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Disperta) Ponorogo mencatat hingga September 2019, total terdapat 1.671 hektar (ha) lahan pertanian yang mengalami kekeringan. Sebanyak 672 ha di antaranya dipastikan puso.

Rinciannya adalah 260 ha mengalami kekeringan berat, 308 ha kekeringan sedang, dan 390 ha kekeringan ringan.

Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) pun memberikan solusi berupa pompanisasi dan pipanisasi didukung pembuatan embung untuk kebutuhan sumber air.

Tujuannya untuk menyelamatkan potensi lahan persawahan dari potensi kekeringan.

Baca juga: Tanggapan Kementan bagi Petani yang Belum Mendapatkan Pupuk Bersubsidi

Dirjen PSP Kementan Sarwo Edhy mengatakan Kementan membantu pompa air untuk daerah-daerah yang kekeringan seperti di Ponorogo. Permintaan untuk 2019 yang masuk ke Kementan mencapai 20.000 unit pompa.

Langkah serupa diterapkan Ditjen PSP Kementan pada daerah lain di seluruh Indonesia dalam tiga tahun terakhir sebanyak 100.000 mesin pompa air.

"Kami juga mendorong pengembangan embung yang akan diakomodir Kementan dengan syarat harus di lahan desa, lahan pemerintah, atau hibah dari masyarakat," jelas Sarwo Edhy melalui rilis tertulis, Kamis (3/10/2019).

Baca juga: Genjot Percepatan Investasi, Kementan Luncurkan Program Inovasi

Tujuannya, lanjutnya, agar pengembangan embung tidak sia-sia sehingga dapat dimanfaatkan oleh para petani.

"Anggarannya kita bantu melalui Dana Alokasi Khusus (DAK), asalkan lahan yang disiapkan minimal 25x25 meter, kedalaman dua metar di lahan yang aman dan bukan di atas lahan pribadi agar tidak dijual dan dibongkar," kata Sarwo Edhy.

Dana desa

Plt Kepala Disperta Ponorogo Andi Susetyo mengatakan, pompanisasi bisa diakomodir secara mandiri maupun melalui kelompok tani (poktan).

Andi juga turut mendorong sejumlah desa untuk memanfaatkan dana desa untuk membangun jaringan pompa air di lahan pertanian.

Dia menyebut jika mengandalkan bantuan dari pemerintah kabupaten (pemkab), jumlahnya juga terbatas. Solusi lain, kata Andi, petani bisa mengubah pola tanam.

"Jadi ketika kemarau bisa menanam palawija yang tidak sering membutuhkan air atau alternatif lain dengan menggunakan varietas padi yang lebih tahan air,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com