Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak Takut, Unilever Punya Cara Sendiri Hadapi Resesi

Kompas.com - 04/10/2019, 21:05 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Resesi ekonomi memang menjadi ancaman bagi perekonomian global, tidak terkecuali bagi perusahaan yang bergerak di industri barang konsumsi.

Sebab, industri barang konsumsi sangat bergantung pada daya beli masyarakat. Jika resesi akan mengganggu daya beli, secara otomatis perusahaan yang bergerak di sektor konsumsi bakal terkena imbasnya.

Kendati demikian, Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk (Kompas100: UNVR), Hemant Bakshi mengatakan, dirinya tidak takut menghadapi resesi yang akhir-akhir ini kembali digaungkan. Perusahaannya telah memikirkan cara agar terhindar dari ancaman resesi.

"Kami sudah punya rencana jika suatu saat konsumsi akan melemah. Filosofi kami simpel saja, kami akan lebih dekat dengan konsumen dan menyelesaikan masalahnya," kata Hemant Bakshi di Menara Kompas, Jakarta, Jumat (4/10/2019).

Baca juga: Lakukan Stock Split, Apa Alasan Unilever?

Hemant mengatakan, perusahannya akan menjangkau konsumen secara keseluruhan. Caranya adalah memberi konsumen opsi untuk memilih barang konsumsi sesuai kantong, sehingga daya beli pun tetap terjaga meski resesi mengintai dunia.

"Kami punya banyak portofolio merek. Ada produk premium, ada produk terjangkau. Kami membiarkan mereka memilih," kata Hemant.

"Kami punya TRESemme dan Dove. Di pasar menengah ada Clear dan Sunsilk. Selanjutnya Lifebouy dengan harga murah tapi kualitasnya baik. Jadi kami menciptakan portofolio produk di setiap segmen. Itulah yang menjaga kami dari resesi," imbuhnya.

Baca juga: Setelah Lepas Blue Band, Unilever Akan Jual Merek Lain?

Khususnya di Indonesia, kata dia, Indonesia merupakan pasar yang bagus. Selain banyaknya usia muda, ekonomi Indonesia digerakkan oleh konsumsi masyarakat. Jika masyarakat mampu menjangkau produk sesuai kantong, dia yakin tidak akan mengganggu kestabilan konsumsi.

"Kami percaya pada masa depan di Indonesia. Negara ini besar, kreatif, penuh milenial, dan menciptakan banyak model bisnis digital. Meski konsumsi masyarakatnya lebih rendah dari Malaysia, dengan kelebihan itu kami percaya Indonesia memiliki masa depan cerah," ungkap Hemant.

"Jadi saya pikir krisis (resesi) menjadi kesempatan bagi kami untuk menjangkau pasar yang lebih baik lagi," pungkasnya.

Baca juga: Unilever Akan Stock Split, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wamendes PDDT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDDT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Gojek Luncurkan Paket Langganan Gojek Plus, Ada Diskon di Setiap Transaksi

Whats New
Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Laba Bersih MPXL Melonjak 123,6 Persen, Ditopang Jasa Angkut Material ke IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com