Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Asing Bisa Bayar Pakai WeChat dan Alipay di China

Kompas.com - 07/11/2019, 12:18 WIB
Fika Nurul Ulya,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Jika Anda seorang turis dan tengah bertandang ke China, Anda akan tahu bagaimana sulitnya membayar segala hal yang Anda.

Sebab, tidak banyak tempat yang menerima pembayaran dengan kartu debit maupun kartu kredit asing, seperti Visa dan Mastercard.

Untuk menggunakan uang digital seperti WeChat dan Alipay, turis harus pula memiliki rekening di bank China. Jalan satu-satunya wisatawan harus membayar uang tunai ke manapun dan kapanpun.

Tapi kabar baiknya, para turis saat ini sudah bisa menggunakan metode pembayaran digital menggunakan barcode melalui WeChat dari Tencent dan Alipay yang berafiliasi dengan Alibaba Ant.

Dikutip dari CNBC, Kamis (7/11/2019) minggu ini Ant Financial mengumumkan, akan meluncurkan aplikasi Alipay yang akan mendukung semua kartu debit dan kredit internasional.

Baca juga: Bakal Secara Legal Masuk di Indonesia 2020, Apa Itu WeChat dan Alipay?

Usai mengunduh Alipay di Google Android atau Apple iOS, pengguna dapat mendaftar untuk menggunakan aplikasi Alipay versi internasional menggunakan nomor ponsel asing.

Pengguna kemudian dapat memasukkan uang ke kartu virtual prabayar dan bisa mulai menggunakan Alipay di seluruh Cina.

Selain itu, Ant Financial mengatakan Alipay akan mendukung penggunaan kartu Visa, Mastercard, JCB Jepang, dan Diners Club Singapura.

Di saat yang sama, Tencent juga mengatakan akan mendukung penggunaan kartu Visa, Mastercard, JCB Jepang, American Express, dan Diners Club Singapura di dalam WeChat Pay.

"Kemitraan ini artinya kami akan selalu melayani pemegang kartu Visa di lingkungan baru. Pengguna dapat menggunakan kartu Visanya di China, di jutaan tempat di mana pembayaran WeChat diterima, alih-alih harus mengandalkan secara tunai," kata pihak Visa.

Sebagai informasi, terdapat jutaan turis yang berkunjung ke China setiap tahun. Di tahun 2018 saja, terdapat 141 juta pengunjung yang masuk ke China, naik 1,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Whats New
Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Whats New
Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Obligasi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Berkelanjutan

Whats New
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Rabu 22 Mei 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 22 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com