Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Cara Pesantren Membangun Bisnis untuk Masyarakat

Kompas.com - 08/11/2019, 08:08 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

SURABAYA, KOMPAS.com - Indonesia memiliki hampir sekitar 30.000 pesantren yang tersebar di seluruh Tanah Air. Adapun sekitar 80 persennya terdapat di Pulau Jawa.

Pesantren pun memiliki potensi sumber daya manusia (SDM) yang besar, baik dari kuantitas maupun kualitas.

Potensi ini dapat mendorong akselerasi pembangunan ekonomi dan mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai pusat rujukan ekonomi syariah dunia.

Direktur One Pesantren One Product (OPOP) Training Center Mohammad Ghofirin mengungkapkan beragam kisah sukses pesantren dalam mengoptimalkan perannya, baik bagi perekonomian maupun kesejahteraan masyarakat sekitar.

Baca juga: Gandeng Bukalapak, Pemerintah Kembangkan UMKM di Pesantren

Sebagai contoh, Pesantren Istiqomah Al-Amin Lampung yang memiliki slogan 'Menyelesaikan Masalah menjadi Maslahah, Masalah Berujung Hikmah'.

"Dibangun di daerah perkampungan, maka sumber pembiayaan operasional pesantren dalam penyelenggaraan pendidikan menjadi salah satu masalah besar yang timbul," kata Ghofirin dalam seminar di acara Festival Ekonomi Syariah (Fesyar) di Surabaya, Kamis (7/11/2019).

"Dalam hal ini, pesantren tidak bisa mengenakan biaya yang terlalu tinggi bagi para santri karena dikhawatirkan justru akan mempersempit jangkauan pesantren dalam menyediakan pendidikan bagi masyarakat di sekitar pesantren," sebutnya.

Pesantren tersebut mempunyai strategi untuk mengatasi masalah ini, antara lain lewat pengembangan inovasi usaha budidaya ikan dengan metode bioflok, pendirian kopontren dan BMT, kerja sama dengan dinas dan asosiasi terkait untuk perluasan usaha pesantren.

Pesantren ini juga melakukan optimalisasi potensi SDM melalui penyesuaian metode pembelajaran santri sesuai dengan kecerdasan dasarnya.

Baca juga: Gerakan Nasional Tabungan Pelajar, Jangkau Madrasah Hingga Pesantren

"Optimalisasi potensi SDM ini juga bertujuan untuk mencetak santri-santri unggulan yang tidak hanya fokus menjadi ahli dakwah, namun juga dapat berperan sebagai motor penggerak roda perekonomian di masyarakat," ungkap Ghofirin.

Kedua, Pesantren Daarut Tauhid Bandung yang menggembangkan usaha dengan rumusan bahwa kerumunan jamaah bisa menjadi potensi ekonomi. Pesantren ini mengusung slogan 'Dari masjid untuk Indonesia yang Rahmatan Lil-alamin'.

"Awal pembangunan Daarut Tauhid berawal dari tanah wakaf, dan berkat pengelolaannya yang produktif, saat ini penerimaan Pesantren dapat mencapai Rp 151 miliar per tahun yang berasal dari pendidikan, pengelolaan aset wakaf produktif dan dividen dari anak perusahan yang dikelola. Surplus pesantren saat ini sekitar Rp 5 miliar sampai Rp 10 miliar per tahun," jelas Ghofirin.

Ada pula pesantren Daarunahdlatain Nahdatul Wathan Panchor Nusa Tenggara Barat (NTB). Pesantren ini terus berinovasi untuk semakin meningkatkan kemandirian pesantren.

Baca juga: Menperin Sebut Pesantren Punya Potensi Menggerakkan Ekonomi Digital

Pada masa-masa awal berdiri, tenaga pengajar pesantren dibayar dalam bentuk padi dari tanah wakaf yang dikelola pondok pesantren. Kemudian, pesantren terus berinovasi untuk pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren, melalui berbagai unit usaha pesantren.

"Di antaranya pengelolaan wakaf produktif dengan penerapan inovasi untuk meningktkan kapasitas produksi dan produktivitas di bidang perikanan dan perunggasan bekerjasama dengan IPB, perluasan unit usaha konveksi dan penyediaan jasa makanan melibatkan Santri SMK Pesantren, dan perluasan unit usaha bakery," papar Ghofirin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com