Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Resesi Hong Kong Diprediksi Parah, Ini Sebabnya

Kompas.com - 15/11/2019, 08:14 WIB
Mutia Fauzia,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

Sumber Reuters

HONG KONG, KOMPAS.com - Hong Kong diperkirakan bakal menonformasi bahwa negara tersebut telah jatuh ke dalam jurang resesi untuk pertama kalinya dalam satu dekade.

Seperti dikutip dari Reuters, Jumat (15/11/2019), banyak pihak mengkhawatirkan Hong Kong bakal masuk ke dalam jurang resesi yang lebih dalam karena aksi massa yang telah berlangsung selama berbulan-bulan tak kunjung berakhir dan telah memakan banyak korban.

Data-data perekonomian pada Oktober lalu menunjukkan, perekonomian negara-kota yang berada di bawah pemerintahan China tersebut telah merosot 3,2 persen pada periode Juli hingga September 2019.

Pertumbuhan ekonomi Hong Kong telah terkontraksi selama dua kali berturut-turut, yang merupakan definisi teknis dari resesi.

Baca juga: Ekonomi Hong Kong Masuk Jurang Resesi

Dengan tidak ada tanda-tanda aksi massa dengan kekerasan bakal berakhir dalam waktu dekat, analis memerkirakan kemerosotan ekonomi bakal memakan waktu lama dan kian dalam.

Produk Domestik Bruto (PDB) Hong Kong diprediksi bakal merosot lebih dalam di kuartal ini, bahkan hingga tahun depan.

Di sisi lain, sektor keuangan dan perdagangan Hong Kong juga dihadapkan pada tekanan perang dagang berkepanjangan antara China dan Amerika Serikat.

Namun demikian, kian meningkatnya tensi ketegangan antara massa dengan aparat yang telah berlangsung selama lebih dari lima bulan kian membebani perekonomian Hong Kong.

"Kami berasumsi aksi massa bakal terus berlanjut di 2020, kecuali jika pemerintah Hong Kong akan melakukan hal spesial (untuk menyelesaikan konflik), nampun nampaknya hal itu dihindari (oleh pemerintah)," ujar ekonom ING Iris Pang.

Baca juga: Penjualan Perusahaan Ritel Italia di Hong Kong Anjlok Akibat Demo

Pihaknya pun memroyeksi, sepanjang tahun ini, perekonomian Hong Kong akan merosot 2,2 persen dan di 2020 bahkan akan merosot hingga 5,3 persen.

Jaringan transportasi yang kerap terganggu, kekerasan antara massa dengan aparat juga penggunaan gas air mata telah menghancurkan sektor ritel serta membuat pariwisata Hong Kong kelabakan.

Kinerja penjualan ritel Hong Kong pada Agustus merupakan yang terburuk, atau merosot 23 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Adapun di bulan September, penjualan ritel Hong Kong terkontraksi 18,3 persen.

Sejak aksi protes berlangsung, banyak toko, restoran dan bisnis lain yang tutup lebih awal. Bahkan banyak toko yang harus menutup usaha mereka untuk selamanya karena telah merugi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com