Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER MONEY] Ahok Lulusan S3 Mako Brimob | Pertamina soal Gaji Rp 3,2 Miliar

Kompas.com - 26/11/2019, 05:39 WIB
Erlangga Djumena

Editor

1. Ahok: Saya Lulusan S3 Mako Brimob...

Pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) ditentang oleh sejumlah pihak. Salah satunya oleh Serikat Pekerja Pertamina.

Menanggapi hal tersebut, Ahok menganggap orang-orang yang menentangnya karena belum mengenalnya.

“Ya dia (SP Pertamina) belum kenal saya kan. Dia enggak tau saya sudah lulusan S3 dari Mako Brimob,” ujar Ahok di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11/2019).

Ahok pun meminta dukungan dari masyarakat mengenai tugas barunya menjadi Komisaris Utama PT Pertamina.

Simak selengkapnya di sini

2. Ikuti Ahok, Susi dan Jonan Akan Jadi Petinggi di BUMN?

Para mantan menteri dan wakil menteri di era Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla dikabarkan akan mengisi beberapa jabatan di perusahaan Badan Usaha Milik Negara ( BUMN).

Hal itu diungkapkan oleh Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga di kantornya, Jakarta, Senin (25/11/2019).

“Ada mantan menteri, wamen (yang akan mengisi jabatan di perusahaan BUMN). Pokoknya ada lagi (mantan menteri dan wamen) yang lain. Kita lagi cari-cari untuk melengkapi BUMN kita, tapi yang cocok ya,” ujar Arya.

Namun, Arya enggan mengungkapkan siapa mantan menteri dan wakil menteri yang dimaksud tersebut. Termasuk, di BUMN mana mereka akan ditempatkan.

Benarkah Susi dan Jonas jadi nominasi? Baca selengkapnya di sini

3. Ini Alasan Erick Thohir Tak Angkat Ahok Jadi Dirut Pertamina

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengungkapkan alasan Erick Thohir tak menunjuk mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Direktur Utama PT Pertamina (Persero).

Menurut Arya, Erick Thohir lebih menginginkan posisi direktur utama pada perusahaan minyak pelat merah itu diisi oleh orang yang lebih paham di dunia minyak dan gas.

“Karena kita butuh juga yang direksi dan Dirutnya sudah paham dengan bisnisnya (Pertamina),” ujar Arya di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11/2019).

Arya menambahkan, Erick Thohir menunjuk Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina karena menganggap mantan Gubernur DKI Jakarta itu mempunyai integritas yang tinggi dalam melakukan pengawasan.

Selengkapnya baca di sini

4. Gaji Direksi dan Komisaris Rp 3,2 Miliar Per Bulan, Ini Kata Pertamina

Gaji dan kompensasi yang diterima mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) disebut mencapai Rp 3,2 miliar per bulan.

Menanggapi hal itu, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra mengatakan, gaji dan kompensasi komisaris dan dewan direksi yang mencapai Rp 3,2 miliar per bulan tidak benar alias hoaks.

"Gaji Rp 3,2 miliar itu banyak sekali. Ya, anggap saja itu hoaks ya, Pak," kata Basuki Trikora Putra saat menghadiri rapat bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Senin (25/11/2019).

Dia menuturkan, angka itu tidak dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan, Basuki tidak tahu dari mana perhitungan hingga menghasilkan angka Rp 3,2 miliar per bulan tersebut.

Jadi berapa nilai gaji yang benar ya? Simak selengkapnya di sini

5. Soal Mafia Migas, Ahok: Saya Bukan Godfather

Sejumlah pihak mengharapkan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mampu memberantas mafia migas di tubuh PT Pertamina (Persero). Menanggapi hal itu, Ahok mengaku tak mengerti soal mafia migas yang dimaksudkan tersebut.

“Saya enggak tahu maksud mafia migas tuh apa ya. Saya kan bukan godfather,” ujar Ahok di Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (25/11/2019).

Kendati begitu, Ahok mengaku akan melakukan pengawasan lebih maksimal di tubuh Pertamina. Diharapkan, kinerja perusahaan minyak pelat merah tersebut bisa lebih baik ke depan.

“Saya hanya duduk bantu awasi. Jadi masyarakat bisa lihat perkembangan bagaimana hasil kerja kita, di lapangan seperti apa, hasilnya seperti apa itu ada kerja sama tim,” kata Ahok.

Baca selengkapnya di sini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com