Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Domino Perang Dagang AS-China ke Ekonomi Indonesia

Kompas.com - 09/12/2019, 12:26 WIB
Ade Miranti Karunia,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Pemerintah hingga para investor selalu memperhatikan perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Hal itu lantaran perang dagang memiliki efek domino kepada ekonomi Indonesia. 

Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto mengatakan, dampak perang dagang ke ekonomi Indonesia memang tak terelakan. Sebab perang dagang berdampak kepada pelemahan ekonomi AS dan China.

Seperti diketahui, kedua negara tersebut merupakan negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Akibatnya, pelemahan ekonomi kedua AS dan China berimbas ke seluruh perekonomian negara lain, termasuk Indonesia.

Baca juga: Erick Thohir Tunjuk Royke Tumilaar Jadi Dirut Bank Mandiri

Ditegaskan Ryan, besaran dampak perlambatan ekonomi AS-Cina ke Indonesia masih rendah dibanding Jepang, Korea, dan India.

"Kesimpulannya, setiap perlambatan ekonomi Amerika dan Cina bersamaan, akan mendiskon pertumbuhan ekonomi Indonesia 0,32 persen," kata Ryan di Labuan Bajo, NTT, Senin (9/12/2019).

Apalagi AS dan China adalah dua mitra dagang utama Indonesia. Pelemahan ekonomi keduanya bisa membuat permintaan barang dari Indonesia (ekspor) ikut anjlok. Padahal ekspor merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dia merinci, setiap satu persen perlambatan ekonomi AS akan memangkas pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,05 persen. Begitu pula dengan Cina, tiap satu persen perlambatan ekonominya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,27 persen.

"Itulah kalau ekonomi AS-Cina melambat, Indonesia juga terdampak. Karena negara ini cross ride dengan Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Ekspor China Melemah, Harga Minyak Dunia Turu

 

Sementara itu Direktur Eksekutif Departemen kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Endy Dwi Tjahjana mengatakan, pertumbuhan ekonomi global secara keseluruhan akhir tahun 2019, diproyeksi tetap di 3 persen.

"Ini sangat menurun dibanding tahun 2018 lalu, turun 3,6 persen," ucapnya.

Sementara itu negara-negara lain pun belum ada tanda pemulihan ekonomi. Termasuk India diprediksi turun signifikan sebesar 5 persen pada tahun ini.

Baca juga: Pengoperasian Tol Layang Japek Mundur, Apa Sebabnya?

"India agak mengherankan, dia turun banyak. Berita terakhir prediksi pertumbuhan ekonomi di sana bisa di bawah 5 persen," katanya.

Sementara, prospek ekonomi Indonesia pada 2020 mendatang akan berada kisaran, 5,1-5,5 persen terhadap PDB, inflasi 3,1 persen.

"2020 target inflasi kita turunkan 3 persen. Kredit proyeksikan tahun ini tumbuh 8 sampai 11 persen. Tahun depan, 11 sampai 13 persen," katanya.

Baca juga: Hartono Bersaudara Terkaya di Indonesia 11 Tahun Berturut-turut, Ini Pendongkrak Kekayaannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com