Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Harus Bangun SDM Berbasis Teknologi Digital, Ini Alasannya

Kompas.com - 28/12/2019, 11:12 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Adopsi teknologi digital dalam kerangka revolusi industri 4.0 diyakini dapat mempercepat realisasi 5 program prioritas Presiden Joko Widodo dalam periode pemerintahan 2019-2024.

Teknologi digital seperti cloud computing, internet of things (IoT), artificial intelligence, big data analytics dinilai mampu mengakselerasi pencapaian kelima program prioritas Presiden Jokowi itu yakni pembangunan sumber daya manusia (SDM), kelanjutan pembangunan infrastruktur, penyederhanan regulasi, reformasi birokrasi, dan transformasi ekonomi.

"Infrastruktur sangat penting tapi itu isu kemarin, harusnya sudah selesai. Sekarang lebih kepada how to connect-nya," ujar Dirjen Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika (SDPPI Kemkominfo) Ismail dalam keterangannya, Sabtu (28/12/2019).

Baca juga: Ke Jepang, Erick Thohir Bahas Peluang Kerja Sama di Bidang SDM dan Teknologi

Menurut dia, 5 program prioritas Presiden Jokowi selaku visi Indonesia menuju 2024 itu sangat membutuhkan adopsi teknologi digital serta dukungan information, communication, and technology (ICT).

Menurut Ismail, adopsi itu mesti benar-benar merakyat, sehingga dengan potensi Indonesia sebagai pasar yang besar, kita tidak ingin hanya menjadi penonton saja dan harus menjadi tuan rumah, paparnya.

Terkait potensi pasar yang besar, lanjut dia, Indonesia butuh kompetensi peningkatan keahlian (skill) yang dapat diwujudkan dalam industri aplikasi lokal. Pemerintah ingin agar produk lokal dibangun sejak awal, aplikasi butuh cloud, artificial intelligence, big data, dan teknologi ini diwujudkan dalam aplikasi lokal.

"Inilah ekosistem berbasis teknologi digital dalam revolusi industri 4.0," ujar Ismail.

Baca juga: Periode Kedua Jokowi: SDM Jadi Prioritas Utama, 2045 Keluar dari Jebakan Pendapatan Kelas Menengah

Sementara itu, Agus F Abdillah, Chief Product and Services Officer Telkomtelstra, menilai kompetensi skill SDM di Indonesia merupakan salah satu faktor utama dalam mendorong industri masuk dalam transformasi digital sesuai tren revolusi industri 4.0.

"Dalam setiap revolusi industri butuh kompetensi skill yang berbeda-beda, dimana revolusi industri 4.0 membutuhkan kemampuan yang mengarah kepada teknologi digital seperti artificial intelligence, cloud computing, machine learning," terang Agus.

Menurut dia, dengan kondisi Indonesia yang akan didominasi generasi milenial, berusia 10 tahun hingga 39 tahun, tantangan terbesar adalah menyiapkan skill teknologi terdepan untuk SDM sedini mungkin.

Untuk mengatasi masalah itu, dia menjelaskan, Telkomtelstra sebagai perusahaan solusi teknologi joint venture antara Telkom dan Telstra menyediakan platform learning as a services. Menurut Agus, ini penting untuk peningkatan skill SDM baik di perusahaan maupun secara individu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com