Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mau Nyapres, Michael Bloomberg Habiskan Rp 58 Miliar Per Hari

Kompas.com - 21/01/2020, 11:31 WIB
Muhammad Idris,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Wali Kota New York yang juga konglomerat media Amerika Serikat (AS), Michael Bloomberg, telah resmi mengumumkan ikut dalam bursa pencalonan presiden AS dari Partai Demokrat pada Pemilu 2020.

Dilansir dari Washington Examiner, Selasa (21/1/2020), Bloomberg bahkan rela menghabiskan uang hingga 4,2 juta dollar AS atau sekitar Rp 57,45 miliar per hari (kurs Rp 13.680) untuk mendanai kegiatan kampanyenya.

Taipan media ini memang dikenal jor-joran dalam pengeluaran biaya kampanye. Biaya terbesar tersedot untuk ongkos iklan dirinya di televisi dan media sosial.

Total sepanjang 25 November hingga 22 Desember 2019 lalu saja, seperti dicatat Advertising Analytics, Bloomberg sudah menggelontorkan duit kampanye senilai 117,8 juta dollar AS atau Rp 1,61 triliun untuk beriklan di televisi, Facebook, hingga Google.

Jumlah iklan yang dikeluarkan Bloomberg seorang hampir menyamai total biaya kampanye empat kandidat teratas lain yakni mantan Wakil Presiden Joe Biden, Bernie Sanders, Elizabeth Warren, dan Pete Buttigieg.

Baca juga: Jadi Pesaing Trump, Ini Kisah Sukses Michael Bloomberg

Selain beriklan di televisi dan media sosial, ongkos kampanye banyak dialokasikan untuk gaji staf, biaya perjalanan, dan program-program untuk menarik calon pemilih.

Direktur Jajak Pendapat dan Asisten Profesor di Emerson College Spencer Kimball mengatakan, iklan yang dilakukan Bloomberg memiliki dampak cukup besar dalam pemilihan mendatang.

"Melihat cara Bloomberg menghabiskan uangnya untuk iklan, anda bisa lihat sendiri jumlahnya terus meningkat," kata Kimball.

Bloomberg sendiri tampaknya sudah mulai melihat hasil dari iklan-iklannya yang memenuhi televisi dan media sosial.

Dalam jajak pendapat yang dilakukan RealClearPolitics baru-baru ini, angka dukungan pemilih pada Bloomberg meningkat dari 4 persen menjadi 7 persen atau di atas rata-rata kandidat lain yakni 5,5 persen.

Iklan bukan satu-satunya alat bagi Bloomberg. Dirinya juga pernah menghabiskan uang senilai 55,6 juta dollar AS hanya dalam tiga minggu untuk membiayai kampanye besarnya di beberapa negara bagian.

Baca juga: Bloomberg: Venezuela Jadi Negara Paling Sengsara di Dunia

Selain pengeluaran iklan, Bloomberg menghabiskan banyak pundi-pundi kekayaannya untuk menggaji 300 staf kampanye, 200 orang di antaranya bekerja intensif di markas kampanyenya.

Bloomberg kabarnya menggaji para staf kampanyenya hingga 6.000 dollar AS per bulan. Gaji itu lebih tinggi 70 persen dibandingkan kandidat presiden lain seperti Warren, Sanders, dan Buttigieg yang membayar stafnya sebesar 3.500 dollar AS per bulan.

Singkirkan Donald Trump

Bloomberg bahkan mengaku rela menghabiskan kekayaannya demi menyingkirkan Donald Trump dari Gedung Putih. Di lain pihak, Trump juga sudah menyatakan akan kembali maju dalam kontestasi pemilihan presiden AS.

Bloomberg selama ini dikenal sebagai taipan media. Oleh majalah Forbes, pria ini berada di peringkat kedelapan sebagai orang paling tajir di AS.

Sejauh ini, Bloomberg mengaku telah menghabiskan banyak uangnya untuk beriklan di media massa dan media sosial sejak dirinya memulai kampanye pada Oktober tahun lalu.

"Prioritas pertama adalah menyingkirkan Donald Trump. Saya habiskan semua uang saya demi melengserkan Trump," ucap Bloomberg kepada Reuters di bus dalam perjalanan kampanyenya sejauh hampir 483 kilometer di Texas.

Sebelumnya, Senator AS Elizabeth Warren mengecam Bloomberg karena iklan kampanyenya dinilai sangat jor-joran, dan melabelinya sebagai pengusaha yang membeli demokrasi AS.

Baca juga: Michael Bloomberg: Saya Rela Habiskan Kekayaan demi Singkirkan Trump

Salah satu kampanye mahal Bloomberg adalah memasang blitz iklan TV berbiaya 37 juta dollar AS atau sekitar Rp 518 miliar.

"Ini hanya hal-hal politis yang mereka katakan, berharap mereka tahu dan mereka tidak suka saya melakukannya, karena itu bersaing dengan mereka, bukan karena itu tindakan yang buruk," kata Bloomberg menjawab kritik yang dialamatkan kepadanya.

Bloomberg terbilang terlambat mencalonkan diri sehingga terpaksa melewatkan enam debat yang digelar Partai Demokrat.

Kendati demikian, dalam jajak pendapat publik nasional, ia berhasil menduduki urutan kelima di belakang kandidat empat lainnya, yaitu Joe Biden, Bernie Sanders, Elizabeth Warren, dan Pete Buttigieg.

Bloomberg selama ini dikenal sebagai seorang bankir Wall Street yang kemudian mendirikan perusahaan penerbitan yang belakangan menggunakan namanya sebagai nama medianya yang fokus pada pemberitaan keuangan.

Dalam catatan Forbes, kekayaan bersihnya mencapai 54,4 miliar dollar AS. Ia juga dikenal sebagai seorang filantropi karena telah menyumbangkan jutaan dolar AS untuk tujuan pendidikan, medis, dan lainnya.

Saat mencalonkan diri menjadi Wali Kota New York pada tahun 2001, dirinya menggunakan kendaraan Republik, meski pada awalnya Bloomberg tercatat sebagai anggota Partai Demokrat.

Bloomberg menjabat Wali Kota New York cukup lama, yakni selama tiga periode hingga tahun 2013. Belakangan, dalam upayanya maju sebagai calon presiden AS, dia menyatakan kembali beralih ke Partai Demokrat.

Baca juga: Ini 10 CEO dengan Pendapatan Tertinggi Versi Bloomberg

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com