Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mana Paling Untung, Tabungan, Deposito, Atau Investasi

Kompas.com - 11/02/2020, 19:34 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketika Anda memiliki sana berlebih, tentunya Anda milai mencari cara agar dana yang Anda miliki tidak habis begitu saja.

Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan dalam menyelamatkan dana Anda yang berlebih tersebut. Misalkan saja menabung (saving), deposito atau melakukan investasi.

Nah, lalu di antara tabungan, deposito dan investasi, mana yang paling menguntungkan?

Freddy Tedja, Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengatakan tabungan saja tentunya tidak cukup karena faktor inflasi akan menggerus tabungan Anda.

"Saving itu kita anggap (bunganya) 1 persen per tahun . Memang ada sih lebih gede, 4 persen sampai 5 persen, tapi untuk mendapat bunga itu uangnya harus di atas Rp 5 miliar," kata Freddy di Jakarta Selaaa (11/2/2020).

Sementara itu bunga deposito 5 persen per tahunnya, bahkan bukan tidak mungkin ada bank yang memberikan bunga sampai dengan 9 persen. Namun, ini tentunya harus dibarengi nominal yang tidak sedikit.

"Kalau kita uangnya cuma Rp 1 juta, sudah pasti deh bungnya dibawah 2 persen sampai 3 persen," jelasnya.

Freddy mengatakan, untuk instrumen investasi tentunya akan lebih menguntungkan karena potensi imbal hasilnya yang melebihi inflasi.

"Kalau kita taruh di tabungan dengan bunga 1 persen, maka inflasi 10 tahun terakhir average-nya 4,7 persen yang artinya uang kita itu enggak berkembang. Nominal nambah tapi daya belinya malah minus karena inflasinya malah sudah 4,7 persen," jelasnya.

Sementara itu, jika Anda meletakkan dana Anda di deposito, maka jika dibanding dengan inflasi 10 thn terahir masih ada lebihnya 0,3 persen.

"Ini baru kejadian 2 sampai 3 tahun trakhir dimana inflasi di Indonesia terjaga sangat baik. Tapi kalau dilihat 5 tahun sampai 7 tahun trahir inflasi bisa mencapai 6 persen sampai 9 persen. Dibanding deposito saja enggak nutup," jelasnya.

Namun, Freddy menjelaskan jika deposito dibandingkan dengan imbal hasil investasi, maka investasi memiliki imbal hasil yang sedikit lebih tinggi dari deposito.

"Kalau investasi, potensi imbal hasilnya itu jauh melebihi diatas inflasi artinya daya beli kita masih terus terjaga enggak habis digerus inflasi," tegasnya.

Di  sisi lain, dalam melakukan alokasi dana berlebih Anda jangan lupa dengan istilah penting ini, 'high risk high return dan low risk low return', yang artinya 'risiko tinggi, maka imbal hasil tinggi dan risiko rendah maka, imbal hasil rendah'.

Dengan begitu, maka Anda akan lebih siap dengan risiko yang terjadi dengan dana Anda kedepannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Intip Rincian Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor, Berlaku 6 Mei 2024

Whats New
Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Kebijakan Makroprudensial Pasca-Kenaikan BI Rate

Whats New
Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Peringati May Day 2024, Forum SP Forum BUMN Sepakat Tolak Privatisasi

Whats New
MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

MJEE Pasok Lift dan Eskalator untuk Istana Negara, Kantor Kementerian hingga Rusun ASN di IKN

Whats New
Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com