Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Negara Produsen Emas Terbesar Dunia, RI Urutan Berapa?

Kompas.com - 24/02/2020, 17:55 WIB
Muhammad Idris,
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Emas semakin banyak dicari sebagai sarana lindung nilai. Logam mulia ini memiliki nilai tinggi dan jadi favorit untuk investasi jangka panjang.

Emas digunakan sebagai standar keuangan di banyak negara dan juga digunakan sebagai perhiasan. Lalu jadi pertanyaan, negara mana yang jadi penghasil emas terbesar di dunia.

Melansir dari situs Mining, total produksi emas di dunia tahun 2018 yakni 3.502,6 metrik ton atau setara 112,6 juta troy ons. Ukuran berat 1 troy ons setara dengan 31,1 gram. 

Seperti dicatat Metals Focus and World Gold Council, lembaga konsultan pertambangan dan logam yang berbasis di London, produksi emas dunia naik sebesar 709 ton atau hampir 30 juta troy ons sejak awal dekade lalu.

Baca juga: Naik Rp 5.000, Harga Emas Antam Cetak Rekor Tertinggi Sepanjang Masa

Sejauh ini, China masih jadi negara yang paling banyak mengeruk emas dari perut bumi. Berada di posisi teratas, negara ini memproduksi 12,99 juta troy ons.

Jumlah produksi emas China mengalami peningkatan sebesar 39 ton ketimbang tahun sebelumnya.

Australia menempati posisi kedua sebagai penghasil emas terbesar dunia dengan produksi mencapai 10,12 juta troy ons.

Kendati demikian, posisi China ini bakal semakin terancam di masa depan siiring terus meningkatnya hasil pertambangan emas dari Rusia dan Kanada. Kedua negara itu terus berupaya meningkatkan produksi emas dari tahun ke tahun.

Rusia sendiri saat ini berada di posisi ketiga penghasil emas dunia dengan produksi 9,56 juta troy ons. Lalu diikuti Amerika Serikat sebesar 7,13 juta troy ons, Kanada sebesar 6,08 juta troy ons, dan Peru 5,09 juta troy ons.

Baca juga: Wabah Virus Corona Bikin Harga Emas Makin Mahal

Indonesia ada di posisi ketujuh produsen emas terbanyak di dunia dengan volume yang ditambang di tahun 2018 sebesar 4,42 juta troy ons.

Berikutnya ada Ghana sebesar 4,19 juta troy ons, Afrika Selatan sebesar 4,17 juta troy ons.

Bertahun-tahun sebelumnya, Afrika Selatan selama seabad pernah menjadi produsen emas terbesar secara global sebelum akhirnya digeser posisinya oleh China sejak tahun 2007.

Afrika Selatan pernah mencapai puncak produksi emas pada akhir 1960-an. Ladang emas di negara itu menghasilkan lebih dari 1.000 ton atau sekitar dua kali lipat dari gabungan produksi dunia di luar Afrika Selatan.

Setelah digantikan China, produksi emas Afrika Selatan terus menyusut dan akhirnya disalip negara-negara lain. Setelah itu, posisi teratas di Benua Afrika saat ini diambil alih oleh Ghana.

Lalu di posisi kesepuluh ditempati oleh Meksiko dengan produksi 3,71 juta troy ons.


Berikut 10 negara produsen emas terbesar dunia di tahun 2018 (dalam troy ons):

1. China 12.860.299
2. Australia 10.124.270
3. Rusia 9.558.417
4. Amerika Serikat 7.127.821
5. Kanada 6.076.491
6. Peru 5.092.678
7. Indonesia 4.401.437
8. Ghana 4.195.672
9. Afrika Selatan 4.173.167
10. Meksiko 3.710.196

Di luar 10 produsen emas terbesar dunia, negara-negara lain yang hasil tambang emasnya mendominasi dunia antara lain Brasil, Uzbekistan, Sudan, Papua Nugini, Kazakhstan, Mali, Argentina, Burkina Faso, dan Tanzania.

Baca juga: Kenapa Harga Emas Terus Naik Setiap Tahun?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp 16 Triliun, Dirut: Hampir Semua Sudah Dibayarkan

Whats New
Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Kian Susut, Surplus APBN Tinggal Rp 8,1 Triliun

Whats New
IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG Turun 34 Poin, Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Harga Emas Dunia Menguat Usai Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi AS

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Daftar 30 Mitra Distribusi Pembelian Sukuk Tabungan ST012 dan Linknya

Whats New
Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com