Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YLKI Soal Galon Sekali Pakai: Sungguh Ironis...

Kompas.com - 17/06/2020, 10:01 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) dan Greenpeace Indonesia menyesalkan penggunaan kemasan galon sekali pakai.

Staf Peneliti YLKI Nataliya Kurniati mengatakan YLKI sangat menyesalkan kehadiran Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) galon sekali pakai.

Ia beranggapan sampah dari galon sekali pakai akan menimbulkan timbunan sampah yang malah menambah permasalahan dalam penanganan sampah plastik di masyarakat.

Baca juga: Tips dari Direktur Telkom Agar UMKM Bisa Bertahan di Tengah Pandemi

“Sungguh ironis, ketika masalah sampah plastik sedang dikendalikan justru malah ada pelaku usaha yang membuat produk yang berpotensi membuat timbunan sampah,” ujarnya dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Selasa (16/6/2020).

Nataliya juga mengatakan bahwa sebelumnya galon itu didesain dalam ukuran besar untuk diisi ulang. Setelah airnya habis, galon ditukarkan ke agen saat membeli air galon yang baru.

Pihak agen juga akan menukarkan lagi galon yang dikembalikan konsumen ke perusahaan.

Baca juga: Sri Mulyani: Saya Berdoa Tidak Terjadi Gelombang Kedua Covid-19

“Jadi, kebiasaan yang baik untuk menggunakan galon isi ulang itu mau dirusak dengan adanya inovasi dari perusahaan yang mengeluarkan galon sekali pakai,” jelasnya.

Seharusnya, dilanjutkan Nataliya, sejalan dengan pengelolaan sampah seperti yang dimuat dalam Undang-Undang Pengelolaan Sampah, masyarakat benar-benar perlu dicerdaskan dan diajak untuk sama-sama bergerak ke arah yang positif.

Baca juga: Larangan Dicabut, Masker dan APD Kini Boleh Diekspor Lagi

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com