Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

40 Miliar Perangkat IoT Terkoneksi Tahun 2025, Bagaimana Cara Industri Mengelola Data?

Kompas.com - 28/06/2020, 11:19 WIB
Alek Kurniawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com –Studi yang dilakukan International Data Corporation (IDC) memperkirakan, pada 2025 akan ada sekitar 40 miliar perangkat Internet of Things (IoT) yang terkoneksi.

Jumlah perangkat tersebut akan menghasilkan sekitar 80 zettabytes (ZB) data pada tahun yang sama akibat dari digitalisasi industri.

Mengenai hal itu, perusahaan riset teknologi informasi asal Amerika Serikat, Gartner memperkirakan 75 persen data yang dihasilkan perusahaan akan dibuat dan diproses di luar pusat data tradisional.

Dengan kata lain, jumlah pemanfaatan micro data center atau local edge data center akan meningkat empat kali lipat pada 2025.

Baca juga: Pandemi Bukan Halangan, Schneider Electric Selenggarakan Innovation Day 2020 Secara Virtual

Business Vice President Secure Power Division, Schneider Electric Indonesia, Yana Achmad Haikal mengatakan, tren ini akan berdampak terhadap peningkatan konsumsi energi di sektor data center yang diperkirakan dapat mencapai 3.000 terawatt per jam.

“Jumlah itu hampir sama dengan konsumsi energi dari 275 juta rumah tangga pada 2040. Strategi pengelolaan data center yang tidak efektif juga akan menyebabkan biaya operasional dan perawatan dapat melambung tinggi,” jelas Yana pada acara diskusi Virtual Media Briefing Schneider Electric, Jumat (26/6/2020).

Untuk memitigasi hal itu, lanjutnya, industri data center perlu fokus mendesain edge data center yang efisien, andal, dan ramah lingkungan.

Baca juga: Pentingnya Digitalisasi bagi Industri Manufaktur untuk Hadapi Krisis Akibat Pandemi

Selain itu, perlu pula pemanfaatan teknologi data center pintar yang mengintegrasikan kecanggihan teknologi IoT, mobility, sensing, cloud, analitik, dan teknologi keamanan siber.

“Teknologi-teknologi tersebut pun kini telah tersedia pada produk EcoStruxure for Data Centers dari Schneider Electric,” ujar Yana.

Era edge computing

Schneider Electric, perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan otomasi, menegaskan bahwa solusi produk tersebut pada dasarnya adalah untuk membantu industri data center di Indonesia memasuki era edge computing.

Pasalnya, pemanfaatan teknologi data center pintar dan energi baru terbarukan dalam penerapan edge computing akan memperkuat kemampuan pelaku industri untuk akses data yang semakin cepat dan terintegrasi.

Tak hanya itu, pun akan menghasilkan koneksi internet yang stabil, keamanan data terpercaya, dan di sisi lain dapat meningkatkan efisiensi konsumsi energi serta biaya operasional.

Baca juga: Antisipasi Risiko Keamanan, Pelaku Industri Perlu Terapkan Cybersecurity

Perlu diketahui, Solusi EcoStruxure for Data Center dari Schneider Electric mengintegrasikan manajemen listrik, gedung, dan teknologi informasi (TI) sehingga industri dapat memperoleh pemahaman menyeluruh terhadap performa data center-nya.

Yana mengatakan, solusi ini dapat membantu pengambilan keputusan yang tepat berbasis data real-time.

“Solusi tersebut juga terbukti dapat meningkatkan efisiensi konsumsi energi hingga 38 persen, efisiensi biaya energi hingga 30 persen, peningkatan produktivitas hingga 60 persen, dan data center uptime hingga 100 persen,” terang Yana.

Baca juga: Hadapi Virus Corona, Ini 6 Langkah yang Wajib Dilakukan Rumah Sakit

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com