Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

PLN Jadi Penyerap Gas PGN Terbesar

Kompas.com - 13/08/2020, 19:25 WIB
Maria Arimbi Haryas Prabawanti,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi


KOMPAS.com - Sekretaris Perusahaan Gas Negara (PGN) Rachmat Hutama mengungkapkan,  PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) selaku penyedia listrik nasional menjadi penyerap gas PGN terbesar.

"Pada sektor ini (listrik), PLN telah menyerap sekitar 41 persen dari total penyaluran gas bumi PGN per hari," kata Rachmat, seperti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (13/ 08/ 2020).

Maka dari itu, untuk mendukung PLN, PGN senantiasa berupaya optimal dalam menjaga kualitas infrastruktur dan keamanan penyaluran gas.

Lebih lanjut, Rachmat mengatakan, pada triwulan pertama 2020, PGN menyalurkan gas ke pembangkit listrik lebih dari 200 Billion British Thermal Unit Per Day (BBTUD) dan mampu menghasilkan kapasitas listrik lebih dari 960 Mega Watt (MW).

Baca juga: Layani 41 Kawasan Industri, PGN Siap Dukung Terus Pertumbuhan Ekonomi

"Penyaluran tersebut didukung fasilitas pipa gas dan regasifikasi atau proses mengubah fase metana dari cair menjadi gas kembali, sehingga dapat digunakan sebagai bahan bakar Liquefied Natural Gas (LNG)," jelasnya.

Program penyaluran gas tersebut sesuai dengan Keputusan Menteri (Kepmen) Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia (ESDM), Nomor 13, Tahun 2020.

"Kepmen itu berisi tentang penugasan pelaksanaan penyediaan pasokan dan pembangunan infrastruktur LNG, serta regasifikasi Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan LNG dalam Penyediaan tenaga listrik," imbuhnya.

Rachmat mengatakan, proyek strategis regasifikasi LNG untuk pembangkit listrik tersebut saat ini sudah mulai dikerjakan.

Baca juga: Pulihkan Perekonomian, PGN Beri Potongan Harga untuk Sektor Kelistrikan dan Industri Tertentu

"Proses pembangunan itu saat ini, pada tahap Quick Win untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Tanjung Selor, Nias, dan Sorong,” ujar Rachmat.

Ia pun berharap, proyek tersebut dapat semakin mendukung kehandalan penyediaan sumber energi yang merata di berbagai wilayah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com