Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Covid-19 Picu Ketidakpastian, Tetap Siapkan Dana Pensiun

Kompas.com - 29/09/2020, 13:51 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketidakpastian akibat pandemi Covid-19 bisa menjadi pengingaat untuk selalu mempersiapkan masa depan. Ini termasuk kesejahteraan saat hari tua dengan memupuk dana pensiun.

Apa saja yang harus dilakukan ketika mempersiapkan pensiun?

Pertama, hitung berapa kebutuhan biaya hidup atau pengeluaran selama masa pensiun. Ketahui pula, apakah ada pemasukan ketika pensiun?

Baca juga: Pentingnya Persiapan Pensiun Sejak Usia 20-an, Begini Caranya

Buatlah dengan jujur untuk masa depan Anda.

Kedua, periksa jumlah aset yang dimiliki. Bila Anda belum punya aset atau investasi, coba pelajari lebih lanjut cara untuk memutar uang agar lebih produktif.

Ketiga, miliki ketahanan dari sisi mental dan emosional. Penting juga untuk bersikap terbuka dengan inovasi dan selalu mencari tahu sesuatu yang baru.

Anda perlu audit diri sendiri dan tinjau gaya hidup, serta utamakan gaya hidup sehat di tengah Covid-19.

Ketika seseorang pensiun, ada biaya-biaya yang secara otomatis dipangkas, misalnya biaya transportasi ke kantor dan membeli busana kerja. Sesuaikan gaya hidup baru agar lebih hemat dari gaya hidup normal.

Baca juga: Mau Pensiun Muda yang Siap Lahir Batin? Yuk, Intip Resepnya

Belajarlah untuk hidup lebih sederhana tanpa khawatir dihakimi oleh orang lain. Kalau hidup sederhana lebih bahagia, tidak usah dipusingkan.

Selain itu, cari informasi dan peluang, cari ilmu untuk investasi.

Keempat, perkuat hubungan dengan orang terdekat seperti sahabat dan keluarga. Menjaga hubungan baik dengan orang-orang terdekat adalah salah satu cara melewati transisi hidup.

Ingat, kesepian bisa berdampak negatif, keluarga adalah teman untuk berbagi. Mintalah pendapat dari orang-orang terpercaya ketika ada tawaran untuk mengucurkan dana pensiun ke dalam suatu bisnis atau investasi tertentu.

 

Investasi dana pensiun tumbuh di tengah pandemi

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan investasi dana pensiun di masa pandemi terus mengalami peningkatan. Pada Juli 2020 investasi dana pensiun tumbuh 3,33 persen secara tahunan atau year on year (yoy), yakni Rp 282,74 triliun.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, yakni Rp 278,7 triliun pada Juni 2020 dan Rp 274,8 triliun pada Mei 2020.

Menurut Staf Ahli OJK Kiryanto, dari industri keuangan non-bank, investasi dana pensiun meningkat konsisten. Meski kenaikannya tidak besar.

Pola peningkatan ini diharapkan terus berlanjut sampai akhir tahun ini, sehingga bisa menjadi modal yang baik di era new normal.

Baca juga: Survei Sun Life: Pengusaha Rintisan Pilih Pensiun Usia Muda

Mayoritas dana pensiun bermain di instrumen investasi fixed income yang lebih aman dan berisiko rendah.

Namun mereka diperkirakan tidak bisa mengejar imbal hasil yang diinginkan ketika kondisi membaik. Misalnya, saat kupon obligasi dan nilai saham naik.

Di sisi lain, tetap konsisten dengan strategi investasi jangka panjang karena liabilitas mereka juga jangka panjang.

Jadi tidak perlu khawatir kondisi saat ini, situasi kemungkinan membaik. Artinya tetap mempertahankan portofolio yang lama.

Demi mengejar imbal hasil, investasi di saham dan reksa dana saham memang memungkinkan. Namun demikian, agar tidak jatuh, maka dana pensiun diharapkan memperhatikan manajemen risiko serta kewajiban membayar manfaat pensiun jatuh tempo.

Baca juga: Terpaksa Pensiun akibat Corona? Lakukan 3 Tips Ini agar Tetap Bertahan

Yang terpenting adalah porsi dan arahan investasi yang lebih berhati-hati dalam menghadapi dinamika pasar. Semua untuk kepentingan pendiri dan peserta.

Maka mayoritas jika memiliki dana baru, cenderung akan dialokasikan ke deposito, obligasi, daripada mengisi berkurangnya alokasi investasi di saham dan reksa dana.

Sebagai ilustrasi imbal hasil, bisa mencontoh dari paket-paket penawaran investasi di Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) Syariah Muamalat. DPLK ini menawarkan tiga paket pilihan investasi.

Paket A 100 persen dana ke deposito, Paket B maksimal 80 persen ke sukuk, serta paket C maksimal 80 persen ke saham dan reksa dana.

 

Bandingkan dengan asuransi. Sebagai perbandingan, di industri asuransi yang juga memiliki horison investasi jangka panjang seperti dana pensiun, mengatur ulang investasi mereka.

Seperti Allianz Indonesia, yang dari segi investasi saham di semester II-2020 adalah beralih ke sikap yang lebih konstruktif jika dibandingkan dengan semester I-2020.

Namun akan tetap berhati-hati dengan mengacu kepada kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kembali untuk Jakarta, serta tetap melihat peluang akan adanya perbaikan secara bertahap.

Sedangkan untuk obligasi, Allianz Indonesia optimis masalah pendanaan negara tahun ini sudah cukup. Setelah Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengumumkan skema pembagian beban dan inflasi dapat dikendalikan.

Baca juga: Milenial, Niat Pensiun Dini Tampaknya Harus Mundur akibat Corona

Allianz Indonesia mengantisipasi hasil investasi yang lebih baik di tahun 2021 dan fokus pada fase pemulihan.

“Kami mempertahankan pandangan positif pada instrumen pendapatan tetap, setidaknya hingga kuartal I 2021 dan akan meninjau ulang sesuai dengan kondisi ekonomi dan pasar,” kata Ni Made Daryanti, Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia pada acara Webinar Edukasi Cara Memilih Investasi yang Menguntungkan di Masa Pandemi beberapa waktu lalu di Jakarta.

Menurut dia, untuk melakukan investasi secara tepat, seorang investor harus memahami profil risikonya, memiliki target jangka panjang dan memilih portfolio yang terdiversifikasi.

Selalu kaji ulang portofolio asset yang dimiliki, pilih instrument investasi berdasarkan profil risiko dan tujuan investasi, serta berinvestasi secara berkala.

“Tidak ada satupun instrumen investasi yang dapat memberikan imbal hasil tertinggi setiap tahunnya. Portofolio yang terdiversifikasi dengan baik, akan menambah nilai aset dan memberikan ketenangan pikiran," sebut Daryanti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com