Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Selamat Datang Rombongan Drone Asing ke Indonesia

Kompas.com - 04/01/2021, 17:47 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Belum lagi bila dibahas lebih jauh sampai kepada penggunaan di bidang yang tidak bersahabat seperti kegiatan pengintaian, sabotase, spionase, terorisme dan lain lain.

Nah, bila ada pertanyaan , lalu apa yang harus kita lakukan dalam menghadapi ini semua, maka jawabannya hanya satu yaitu tingkatkan kewaspadaan dalam beberapa hal.

Di dalam negeri pengembangan drone yang sudah sangat meluas dengan puluhan mungkin ratusan jumlahnya belum semua terdaftar (registered) dalam sebuah sistem registrasi nasional, apalagi terkendali.

Ini merupakan pekerjaan rumah yang sudah harus dikerjakan segera. Hal tersebut berkait dengan potensi dan talenta anak negeri yang sudah memperlihatkan kemampuannya, bahkan hingga ke luar negeri dalam pengembangan drone untuk berbagai misi.

Sudah waktunya, mereka ditampung dalam wadah yang terpusat untuk dapat diarahkan dan dibina menuju kepada kepentingan nasional yang terintegrasi.

Berikutnya, sudah terbukti bahwa sebagai sebuah negara yang berbentuk kepulauan, maka kerawanan akan lebih banyak menyasar pada wilayah kritis, antara lain jalur perbatasan pada kawasan perairan dan udara.

Baca juga: 10 Negara dengan Anggaran Pertahanan Tertinggi di Dunia, Apa Saja?

 

Ke depan Indonesia dengan letaknya yang strategis, mengandung kekayaan alam yang besar dan jumlah penduduk yang terus berkembang dipastikan akan jauh lebih meningkat menjadi wilayah kepentingan dari banyak negara.

Dua drone yang tertangkap nelayan hanya merupakan drone yang secara kebetulan ketahuan masuk wilayah kita. Dua drone yang diperoleh dari nelayan, bukan hasil dari proses deteksi aparat pertahanan keamanan negara, dan kita tidak mengetahui berapa banyak sebenarnya drone yang telah malang melintang di bawah permukaan perairan nusantara.

Masih kewalahan

 

Sementara di udara, jangankan drone, penerbangan pesawat terbang tanpa ijin saja, kita masih kewalahan untuk dapat mengatasinya.

Di udara, selain tidak ada nelayan, realitanya kita masih kesulitan dalam menyelenggarakan pengawasan wilayah udara karena belum sepenuhnya wilayah udara kedaulatan Indonesia berada dalam kewenangan pengelola otoritas penerbangan nasonal.

Demikianlah, maka seyogyanya dengan tertangkapnya 2 drone oleh nelayan Indonesia yang memiliki kesadaran, tanggung jawab dan keperdulian terhadap eksistensi dan martabat bangsa dengan melapor temuannya kepada yang berwajib, sudah sepantasnya mereka memperoleh apresiasi.

Baca juga: Perkuat Industri Pertahanan Nasional, Prabowo Ingin Minimalisasi Ketergantungan Impor Alutsista

 

Apresiasi sebagai nelayan warga negara Indonesia yang memiliki kesadaran berbangsa dan bernegara.

Selain itu harus dipikirkan pula tindak lanjut yang harus dilakukan untuk meningkatkan kewaspadaan kedepan untuk menghindarkan kemungkinan kemungkinan yang tidak kita inginkan terjadi.

Sekali lagi, sebagai negara yang berada dalam posisi menjadi perhatian dan kepentingan banyak negara lain, maka tanpa mendasari pada sikap kecurigaan yang berlebihan, maka faktor kewaspadaan sudah seharusnya menjadi pola berpikir standar pada ranah National Security.

Apabila tidak, maka sebaiknya kita harus menyampaikan ucapan: Selamat Datang kepada Rombongan Drone Asing ke Indonesia.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com