Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kementan Targetkan Produksi Kedelai Lokal Capai 500.000 Ton

Kompas.com - 13/01/2021, 18:11 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) memastikan telah memiliki strategi dalam menggenjot produksi kedelai tahun ini. Targetnya, produksi kedelai bisa mencapai 500.000 ton.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan Suwandi menjelaskan, pihaknya telah menyiapkan strategi penanam kedelai untuk periode Januari-Juni 2021.

Pada tahap awal yaitu Januari-Maret 2021 akan dilakukan penanaman kedelai di lahan seluas 37.000 hektar. Sebagian produksi dari penanaman tersebut akan dialokasikan untuk menjadi benih.

Baca juga: Harga Kedelai Impor Meroket, Ukuran Tempe Jadi Lebih Kecil

"Ini sebagian besar akan diproduksi menjadi benih 18.000 hektar minimal untuk ditanam pada bulan April-Juni," ujar Suwandi dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (13/1/2021).

Dia mengatakan, ketersediaan benih dari priode tersebut akan sangat membantu untuk memperluas penanaman kedelai di periode April-Juni 2021. Rencananya, total penanaman kedelai akan mencapai 325.000 hektar lahan.

Menurut dia, dengan tingkat produksi 1,5 ton per hektar maka diperkirakan produksi kedelai lokal bisa mencapai 500.000 ton.

"Ini bisa masuk 500.000 ton kedelai sampai panennya di September," kata Suwandi.

Adapun kategori lahan yang ditanami kedelai yakni lahan kering, lahan tadah hujan, lahan tumpang sari dengan jagung dan tebu, serta di lahan perkebunan kelapa sawit yang baru berusia 4 tahun.

Lahan penanaman tersebar di berbagai daerah Indonesia, di antaranya Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Tengah, jawa Barat, jawa timur, Kalimantan Selatan, Nusa Tengara Barat, Lampung, Jambi, dan Banten.

"Daerah-daerah ini merupakan sentra kedelai yang selama ini sudah ada," imbuh dia.

Suwandi menambahkan, anggaran penanaman kedelai dalam APBN 2021 hanya dialokasikan untuk 125.000 hektar lahan. Maka tambahan anggaran akan dimungkinkan lewat langkah realokasi anggaran Kementan.

Selain itu, mendorong investasi dari swasta dan mendorong petani untuk memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk melakukan penanaman kedelai.

"Tahun lalau KUR untuk kedelai itu sekitar Rp 700 miliar, ini perlu kira dorong lagi," katanya.

Baca juga: Demi Tahu Tempe, Indonesia Bakal Impor 2,6 Juta Ton Kedelai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Perdagangan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com