Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dollar AS Menguat, Harga Emas Turun untuk Hari Ketiga

Kompas.com - 26/01/2021, 07:39 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

CHICAGO, KOMPAS.com - Harga emas kembali melemah pada akhir perdagangan Senin (25/1/2021) waktu setempat (Selasa pagi WIB). Hal ini menjadikan logam mulia ini turun untuk hari ketiga berturut-turut, karena tertekan kurs dollar AS yang masih menguat.

Namun ekspektasi pasar atas stimulus fiskal baru AS masih akan mendukung nilai emas menjelang pertemuan Federal Reserve, pekan ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi COMEX New York Exchange, turun 1 dolar AS atau 0,05 persen ditutup pada 1.855,20 dolar AS per ounce.

Baca juga: Antam Ungkap Kejanggalan Putusan Kemenangan Gugatan 1,1 Ton Emas Budi Said

Akhir pekan lalu, Jumat (22/1/2021), emas berjangka terpangkas 9,7 dollar AS atau 0,52 persen menjadi 1.856,20 dollar AS. Sedangkan pada Kamis (21/1/2021), emas turun tipis 0,6 dollar AS atau 0,03 persen,  setelah hari sebelumnya ditutup melonjak 26,3 dollar AS atau 1,43 persen menjadi 1.866,50 dollar AS.

Indeks dollar yang mengukur greenback (sebutan bagi dollar AS) terhadap sejumlah mata uang utama lainnya menguat 0,2 persen, membuat emas yang dipatok dalam mata uang AS menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

"Kami mulai mendapatkan indikasi awal bahwa indeks dolar telah mencapai titik terendah dalam jangka pendek. Jika itu masalahnya, kenaikan dolar akan bekerja melawan kenaikan pasar logam mulia yang bullish," kata analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff.

"Prospek inflasi ke depan mengingat semua stimulus dan pelonggaran bank sentral yang telah membuat sistem keuangan dunia dibanjiri uang tunai, itu mendukung (untuk emas) dalam jangka panjang," tambah dia.

Baca juga: Joe Biden Akan Ganti Armada Kendaraan Pemerintah AS dengan Mobil Listrik

Pemerintahan Presiden AS Joe Biden membantah kekhawatiran tentang proposal bantuan pandemi senilai 1,9 triliun dolar AS yang terlalu mahal dan menekankan perlunya bertindak cepat.

"Kami akan melihat dasar-dasar dukungan di pasar ini, apakah dukungan itu berasal dari Fed yang dovish atau langkah-langkah stimulus yang sedang berlangsung adalah titik fokus utama untuk pasar ini selama beberapa bulan ke depan," kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Pertemuan kebijakan dua hari Federal Reserve dimulai pada Selasa waktu setempat. Kebijakan bank sentral AS diperkirakan akan tetap kuat dalam mode penyelamatan, dengan suku bunga mendekati nol.

Suku bunga yang lebih rendah mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasi dan membebani dolar.

Permintaan emas dapat tetap kuat dalam jangka pendek dan menengah seiring dengan potensi stimulus ekonomi tambahan sehingga potensi inflasi tetap tinggi.

Emas juga dicegah dari penurunan lebih jauh karena permintaan untuk obligasi pemerintah AS 10-tahun berkurang saat imbal hasilnya mulai melemah.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret turun 7,2 sen atau 0,28 persen menjadi ditutup pada 25,484 dollar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun 6,9 dollar AS atau 0,62 persen menjadi menetap di 1.104,70 dollar AS per ounce.

Baca juga: Naik Rp 1.000, Simak Rincian Terbaru Harga Emas Antam 0,5 Gram hingga 1 Kg

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro Meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani:

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com