Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendapatan Menurun, Vale Catatkan Pertumbuhan Laba Pada 2020

Kompas.com - 26/02/2021, 11:39 WIB
Rully R. Ramli,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Vale Indonesia Tbk melaporkan penurunan pendapatan pada 2020.

Meskipun demikian, perusahaan masih mampu mencatatkan pertumbuhan laba sepanjang tahun lalu.

Dalam laporan keuangannya Vale menyatakan, pada tahun lalu perusahaan mampu meraup pendapatan sebesar 767,7 juta dollar AS.

Baca juga: Antam akan Segera Kuasai Wilayah Tambang Nikel Bekas Vale Indonesia

Realisasi itu lebih rendah dibanding tahun 2019 yang mencapai 782 juta dollar AS.

Presiden Direktur Vale Indonesia Nico Kanter mengatakan, penurunan pendapatan tersebut sejalan dengan merosotnya realisasi harga rata-rata.

“Harga realisasi rata-rata pengiriman nikel matte di tahun 2020 sebesar 10.498 dollar AS per ton, turun dari level tahun 2019 sebesar 10.855 dollar AS per ton,” kata Nici dalam keterangannya, dilansir Jumat (26/2/2021).

Sepanjang tahun lalu, Vale Indonesia memproduksi 72.237 metrik ton nikel dalam matte di tahun 2020, 2 persen lebih tinggi dibandingkan produksi tahun 2019.

Meski pada pos pendapatan mengalami penurunan, perusahaan dengan kode emiten INCO itu mampu menekan biaya pokok pendapatan.

Baca juga: Vale Rampungkan Transaksi Divestasi dengan Inalum

Tercatat, beban pokok perusahaan pada 2020 sebesar 640,4 juta dollar AS atau turun 4 persen dari tahun 2019, yakni sebesar 664,3 juta dollar AS.

“Penyebab utama turunnya beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batubara yang lebih rendah,” kata Nico.

Dengan demikian, INCO berhasil mencetak pertumbuhan laba tahun berjalan sebesar 44,2 persen menjadi 82,81 juta dollar AS, dibandingkan dengan tahun 2019 sebesar 57,4 juta dollar AS.

“Grup mencatat EBITDA sebesar 273 juta dollar AS terutama didorong oleh produksi dan pengiriman nikel yang lebih tinggi dan kemampuan untuk mengelola biaya dengan hati-hati,” ucap Nico.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com