Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

E-commerce hingga Pinjol Bakal Meningkat Pesat di 177 Kota Luar Jabodetabek

Kompas.com - 01/04/2021, 10:04 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Riset Alpha JWC Ventures menemukan, terdapat 3 sektor business to consumer (BtoC) yang bakal meningkat pesat di kota/kabupaten di luar kota metropolitan pada tahun 2025.

Penelitian itu terangkum dalam laporan bertajuk "Unlocking The Next Wave of Digital Growth: Beyond Metropolitan Indonesia" oleh Alpha JWC & Kearney.

"Ada 3 sektor B to C, yaitu e-commerce, lending (pembiayaan), dan payment (pembayaran) yang kami proyeksikan dalam jangka waktu 5 tahun mendatang akan tumbuh," kata Principal Kearney, Rinaldo Augusta dalam media briefing, Rabu (31/3/2021).

Baca juga: Ini Tips Mengajukan Pinjaman Lewat Aplikasi Pinjol

Rinaldo menyebut, terdapat 177 kota di luar kota metropolitan, dengan 6 di antaranya, Semarang, Denpasar, Makassar, Magelang, Prabumulih, dan Bangli.

Kota tersebut merupakan kota dalam tingkatan ke-2/area rising urbanities (Semarang, Denpasar, Makassar) dan tingkatan ke-3/slow adopters (Magelang, Prabumulih, Bangli).

Sistem tiering (tingkatan) didasarkan pada pengeluaran per kapita, ukuran populasi, penetrasi internet, pertumbuhan PDB provinsi, dan kepadatan populasi.

"Adopsi 3 sektor (e-commerce, lending, dan payments) di kota itu akan mencapai fase mass adoption, yaitu penggunaan digital platform menjadi hal umum dan massal," ungkap Rinaldo.

Sektor e-Commerce

Platform belanja online (e-Commerce) diproyeksi akan meningkat pesat di kota-kota tier 2 dan tier 3, dengan angka mencapai 40 persen per tahun.

Kontribusi itu membuat kontribusi kota tier 2-3 terhadap pasar e-commerce mencapai 50 persen pada tahun 2025 mendatang, dari yang semula hanya mencapai 30 persen.

Sejalan dengan pertumbuhan e-commerce, ada beberapa sektor pendukung yang ikut terdorong, seperti logistik untuk pengiriman barang, sektor pembayaran digital, dan sektor pembiayaan (lending/paylater).

Pembiayaan

Sektor pembiayaan diproyeksi tumbuh pesat dalam 5 tahun mendatang, dengan potensi mencapai 7 miliar dollar AS di kota tier 2 dan tier 3.

Selain didorong oleh pesatnya penggunaan platform belanja online, sektor ini juga ditopang oleh semakin kuatnya regulasi dan keamanan siber. Hal ini membuat pengguna merasa aman dan nyaman.

Baca juga: Cegah Pencucian Uang di Pinjol, OJK Terbitkan Aturan Ini

Namun kata Rinaldo, ada beberapa halangan yang perlu diatasi untuk mempercepat laju pertumbuhannya. Para responden mengaku kesulitan mengajukan pinjaman ketika terlalu banyak aplikasi menawarkan hal serupa.

Selain itu, mereka memiliki persepsi negatif dengan pinjaman online, seiring menjamurnya pinjaman online ilegal dengan sistem penagihan yang tak masuk akal.

"Suku bunganya juga relatif tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman yang bukan secara online," ucap Rinaldo.

Sektor lainnya

Adapun sektor lain yang diproyeksi tumbuh pada kota tier 2 dan tier 3 adalah health-tech dan education-tech, meski tak akan sepesat 3 sektor utama lainnya.

Pertumbuhan kedua sektor itu sedikit banyak dipengaruhi oleh Covid-19. Selama pandemi, orang-orang tidak berani datang ke rumah sakit sehingga mengandalkan aplikasi berobat.

Bekerja dan belajar dari rumah pun membuat masyarakat mengadopsi digital untuk pemenuhan pendidikan.

"Tapi saat ini masih ada kekhawatiran di sektor health-tech. Takut salah diagnostik atau belum percaya kalau belum tatap muka (dengan dokter). Tapi kami lihat walaupun secara starting point di tahun 2020 masih rendah, laju pertumbuhan ke depan diproyeksi cukup signifikan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com