Dalam 10 tahun ke belakang, rata-rata imbal hasil UST di kisaran 2 persen, sehingga level UST saat ini masih pada level yang wajar dan tetap suportif bagi pasar finansial.
Samuel belum melihat risiko taper tantrum seperti di 2013.
Baca juga: Imbal Hasil Treasury AS Naik, Saham-saham Sektor Apa yang Layak Dikoleksi?
Namun, apabila tapering terjadi, kondisi makroekonomi Indonesia saat ini dalam posisi lebih baik dibandingkan 2013 sehingga dapat lebih resilien dalam menghadapi guncangan yang ada.
“Saat ini kami belum melihat risiko The Fed melakukan tapering (pengurangan program pembelian aset) karena komunikasi dari The Fed yang tetap akomodatif dan kondisi ekonomi Amerika yang masih dalam pemulihan,” jelas dia.
Defisit transaksi berjalan di 2020 hanya 0,5 persen dari PDB, lebih rendah dari 3,2 persen di tahun 2013.
Selain itu, ekspor Indonesia juga saat ini sedang dalam tren pertumbuhan didukung ekspor kelapa sawit dan baja yang tumbuh signifikan, berlawanan dengan 2013 di mana kinerja ekspor menurun karena harga batubara yang melemah.
Samuel menilai, berbagai metrik lain seperti inflasi, cadangan devisa, kepemilikan asing di pasar obligasi, dan sovereign rating Indonesia saat ini juga lebih baik dibanding 2013.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.