Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terbesar di Indonesia, Blok Cepu Sumbang 30 Persen Produksi Minyak Nasional

Kompas.com - 26/04/2021, 09:44 WIB
Yohana Artha Uly,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Produksi minyak Blok Cepu mencapai 210.000 barel per hari (mbopd)sepanjang 2020. Realisasi itu setara dengan 30 persen produksi minyak nasional.

Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, dengan produksi sebesar itu, maka Blok Cepu menjadi produsen minyak nasional terbesar di Indonesia.

Blok Cepu akan menyumbangkan pendapatan ke negara sekitar 45 miliar dollar AS di harga minyak sekitar 70 dollar AS per barel selama jangka waktu Kontrak Kerja Sama.

"Capaian produksi minyak Lapangan Banyu Urip (wilayah kerja Blok Cepu) merupakan prestasi yang membanggakan yang bisa meningkatkan kapasitas produksi hingga 20 persen dengan fasilitas yang ada dan bisa dilakukan dengan aman," ujarnya dalam keterangan tertulis, Senin (26/4/2021).

Baca juga: Tumpahan Minyak di Karawang Kotori Laut dan Pantai Berhari-hari

Produksi awal lapangan Banyu Urip dimulai pada Desember 2008 melalui fasilitas awal dengan kapasitas 20 mbopd pada Agustus 2009. Lewat inovasi dan keunggulan dari manajemen proyek, produksi meningkat menjadi lebih dari 80 mbopd saat dimulainya start-up di 2015.

Pada produksi puncaknya, Banyu Urip memproduksi sebanyak 165 mbopd dan terus berkembang hingga mencapai 235 mbopd dengan tetap mempertahankan operasi yang aman dan andal, sehingga menempatkannya menjadi produsen minyak terbesar di Indonesia.

Biaya pengembangan Blok Cepu terbilang murah, yaitu 4,5 dollar AS per barrel, jika dibandingkan rata-rata industri sebesar 15 dollar AS per barrel.

Biaya produksi di sekitar 2,9 dollar AS per barrel di 2019 dan sekitar 1,9 dollar AS per barrel pada 2020, termasuk salah satu biaya terendah di Indonesia.

Fasilitas lapangan Banyu Urip saat ini meliputi tiga wellpad dengan 29 sumur produksi dan 16 sumur injeksi, serta 1 sumur produksi di Lapangan Kedung Keris terhubung ke wellpad.

Lapangan Banyu Urip merupakan pengembangan pertama di dalam wilayah kerja Blok Cepu, dengan penemuan cadangan minyak mentah sebanyak 450 juta barel. Temuan itu diumumkan pada April 2001.

Adapun saat ini estimated ultimate recovery (EUR) Banyu Urip sudah melebihi dua kali lipat dari POD original dari 450 MBO menjadi 940 MBO.

Untuk diketahui, Kontrak Kerja Sama (KKS) Cepu ditandatangani pada 17 September 2005, mencakup wilayah kontrak Cepu di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Baca juga: Sulap Minyak Jelantah Jadi Biodiesel, Pria Ini Raup Omzet hingga Ratusan Juta

Kontraktor yang tergabung di bawah KKS Cepu terdiri dari ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Ampolex Cepu Pe Ltd., PT Pertamina EP Cepu, dan empat BUMD yakni PT Sarana Patra Hulu Cepu (Jawa Tengah), PT Asri Dharma Sejahtera (Bojonegoro), PT Blora Patragas Hulu (Blora) dan PT Petrogas Jatim Utama Cendana (Jawa Timur).

ExxonMobil memegang 45 persen dari total saham partisipasi Blok Cepu sisanya PEPC 45 persen dan BUMD 10 persen. KKS Cepu ini akan berlanjut hingga 2035.

Sebuah Perjanjian Operasi Bersama atau Joint Operating Agreement (JOA) telah ditandatangani oleh pihak-pihak kontraktor, di mana ExxonMobil berperan sebagai operator dari KKS Cepu mewakili para Kontraktor.

Baca juga: Produksi Minyak Blok Cepu Diprediksi Terus Menurun, Ini Langkah yang Diambil SKK Migas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke 'Jastiper'

Barang Bawaan Pribadi dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Ini Pesan Bea Cukai ke "Jastiper"

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com