"Itu berbeda. Jadi kalau pengadaan laptop (tahun ini) itu murni pengadaan untuk kebutuhan sekolah-sekolah, yang belum memiliki peralatan TIK yang belum memadai," katanya.
Baca juga: Ini Spesifikasi Minimal Laptop untuk Pelajar yang Dipersyaratkan Nadiem
Adapun kolaborasi pemerintah dengan ITB, ITS, dan UGM diperkuat dengan membentuk Konsorsium Merah Putih-Dikti Edu dan telah menjalin kerja sama dengan industri. Rencananya pemasaran laptop Merah Putih baru akan diakukan pada 2022 mendatang.
"Itu posisinya masih pengembangan. Sudah ada prototipenya dan sudah di coba, nah nanti hasil pengembangannya itu tentu akan ditangkap oleh industri. Industrilah yang nantinya memproduksi," jelas dia.
Sebelumnya, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kemendikbudristek, Paristiyanti Nurwardani mengatakan, proyek pembuatan laptop Merah Putih merupakan kelanjutan dari kesuksesan membuat tablet bermerek Dikti Edu yang digarap bersama ITB.
Tablet yang berisikan 300 e-modul untuk 5 prodi itu diperuntukkan bagi mahasiswa di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) yang tidak terjangkau internet (blank spot) dan kurang mampu. Saat ini 3.000 tablet Dikti Edu sudah digunakan di Maluku Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Papua.
"Setelah sukses dengan tablet Dikti Edu, maka Pak Dirjen (Dikti) memberi arahan untuk membuat Laptop Merah Putih melalui konsorsium ITB, UGM, dan ITS," jelasnya Kompas.com, Jumat (23/7/2021).
Paristiyanti menjelaskan, saat ini pengerjaan laptop Merah Putih masih terus dilakukan, di mana ITB, UGM, dan ITS terlibat dalam pembuatan desain dan pengisian software yang unik seperti untuk mahasiswa tunanetra.
Menurutnya, laptop tersebut memiliki keunggulan yang mampu bersaing dengan merek laptop lainnya di pasaran.
"Laptop dirancang untuk mampu bersaing. Kecanggihannya, dengan adanya software yang unik, seperti akses ke e-modul Dikti, secure test, serta ramah untuk tunanetra," jelas dia.
Terkait harga, laptop Merah Putih dibanderol dengan harga yang beragam bergantung pada tipenya. Adapun harganya mulai dari sekitar Rp 5 juta hingga Rp 7,5 juta per unit.
Rencananya laptop buatan anak dalam negeri ini akan dipasarkan pada 2022. Namun, produksinya akan mulai dilakukan tahun ini sebanyak 10.000 laptop dengan tipe seharga Rp 5 juta per unit.
"Harganya sekitar Rp 5 juta-Rp 7,5 juta tergantung tipe, dan di 2021 ini kami produksi 10.000 unit dengan harga yang Rp 5 juta," ungkap Paristiyanti.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.