JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menyebut Industri makanan dan minuman (mamin) menjadi penyumbang kontribusi terbesar terhadap sektor industri pengolahan non-migas pada kuartal II-2021 yang mencapai 38,42 persen.
Selain itu, industri ini juga disebut memberikan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional mencapai 6,66 persen.
Dari sisi ekspor, capaian kumulatif industri mamin mencapai 19,58 miliar dollar AS, atau naik 42,59 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya yang tercatat senilai 13,73 miliar dollar AS.
Kemenperin menyebut kinerja industri mamin ini perlu dijaga selama masa pandemi Covid-19, karena peran pentingnya dalam memasok kebutuhan pangan masyarakat.
Baca juga: Saham Bukalapak ARA Lagi, Ini Prediksi Analis untuk BUKA
“Industri mamin selama ini telah membawa dampak positif yang luas bagi perekonomian nasional, seperti peningkatan nilai tambah melalui hilirisasi, penerimaan devisa dari investasi dan ekspor hingga penyerapan tenaga kerja yang sangat banyak,” kata Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika dalam siaran resminya, Senin (9/8/2021).
Putu menegaskan, Kemenperin telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing industri mamin di Tanah Air. Misalnya, menjaga ketersediaan bahan baku dan memfasilitasi pemberian insentif fiskal.
Pada kuartal II-2021, industri mamin tercatat tumbuh di angka 2,95 persen.
“Selama masa pandemi, kami tentunya memperhatikan industri yang kritikal dan esensial agar tetap bisa beroperasi, termasuk industri mamin,” ujarnya.
Baca juga: Rincian Harga Emas Batangan 0,5 Gram hingga 1 Kg di Pegadaian Terbaru
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.