Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Petani Merana karena Harga Porang Anjlok

Kompas.com - 31/08/2021, 09:46 WIB
Muhammad Idris

Penulis

KOMPAS.com - Tanaman porang atau porang tanaman tengah naik daun di kalangan petani. Pamornya semakin melejit setelah disebut-sebut Presiden Jokowi sebagai bahan pangan masa depan.

Dilansir dari Antara, Selasa (31/8/2021), harga porang dalam bentuk umbi kini berkisar Rp 6.500 hingga Rp 7.000 per kilogram. Harga porang mengacu pada harga di Madiun Jawa Timur yang merupakan sentra porang di Tanah Air (harga porang perkilo).

Harga umbi porang yang saat ini Rp 6.500 per kilogram itu, tinggal setengahnya dari tahun lalu yang mencapai Rp 13.000 per kilogram. Kondisi tersebut membuat petani merugi.

"Harapannya ada patokan harga porang, baik bibit hingga panen. Rugi besar, terutama bagi petani pemula. Sebab, harga bibit saat beli mahal, sedangkan pas panen anjlok," ujar salah satu petani porang asal Desa Klangon, Kecamatan Saradan di Madiun.

Baca juga: Tanaman Porang, Si Umbi Bahan Baku Mi Shirataki yang Sedang Naik Daun

Pihaknya mengaku kaget dengan anjloknya harga panen komoditas ekspor andalan tersebut. Yakni, sampai 50 persen dari harga sebelumnya.

Karena itu, petani tanaman porang di Kecamatan Saradan memilih menunda panen porangnya di lahan sekitar 1.500 hektare.

"Semoga pemerintah bisa mencari solusi untuk patokan harga porang," tambahnya.

Petani porang lainnya, Kolis, juga mengungkapkan hal yang sama. Untuk menyiasati harga porang yang turun, petani mencoba menjualnya dalam bentuk chip.

Untuk membuat chips porang tanaman, umbi porang setelah panen diiris tipis-tipis ukuran sekitar 1 sentimeter dengan alat khusus. Setelah itu, irisan porang tersebut dijemur selama beberapa hari hingga kering guna menghilangkan kadar air.

Baca juga: Dulu Dianggap Makanan Ular, Porang Kini Jadi Emas Petani

Setelah kering sempurna, chips porang siap dijual ke pengepul untuk disetorkan ke pabrik dan diolah menjadi tepung porang.

"Harga panen umbi porang sebelumnya mencapai Rp 10.000 per kilogram. Namun, sekarang ini turun ke harga Rp 7.000 per kilogram (harga porang perkilo)," ujar Kolis.

Seperti diketahui, porang telah menjadi komoditas primadona di Kabupaten Madiun untuk diekspor ke Jepang, China, dan sejumlah negara lainnya.

Porang tersebut diekspor dalam bentuk olahan chips (irisan tipis) kering, yang harganya sekitar Rp 55.000 per kilogram. Selain itu juga dalam bentuk tepung porang yang nilai jualnya bisa mencapai Rp 100.000 hingga Rp 150.000 per kilogram.

Karena sangat ekonomis, banyak warga di sejumlah daerah yang menanam porang. Hal itu terlihat dari tren kenaikan luas lahan selama lima tahun terakhir.

Baca juga: Jokowi Nilai Porang Akan Jadi Makanan Sehat Masa Depan Pengganti Nasi

Di Kabupaten Madiun contohnya, pada 2016 di Kabupaten Madiun terdapat 1.484 hektare lahan porang tanaman. Setahun kemudian bertambah menjadi 1.536 hektare dan pada 2018 mencapai 1.568 hektare.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com