Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Neraca Perdagangan Indonesia Kembali Surplus, Kali Ini 4,37 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 15/10/2021, 10:32 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 kembali mengalami surplus sebesar 4,37 miliar dollar AS.

Secara kumulatif, Indonesia mencatat surplus sebesar 25,07 miliar dollar AS pada periode Januari-September 2021. Jumlahnya lebih besar dibanding periode yang sama tahun lalu, yakni sebesar 13,35 miliar dollar AS.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, capaian surplus pada bulan September 2021 membuat Indonesia mengalami surplus selama 17 bulan berturut-turut.

Baca juga: Mendag Prediksi Surplus Neraca Dagang Sepanjang 2021 Bisa Pecahkan Rekor

"Di bulan September 2021, neraca perdagangan barang surplus 4,37 miliar dollar AS. Neraca perdagangan Indonesia selama 17 bulan beruntun membukukan surplus," kata Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (15/10/2021).

Margo menyebut, surplus terjadi lantaran peningkatan pada kinerja ekspor lebih tinggi dibanding peningkatan pada kinerja impor. Pada September 2021, Indonesia mencatat ekspor sebesar 20,60 miliar dollar AS.

Sedangkan capaian impor lebih kecil, yakni 16,24 miliar dollar AS. Margo bilang, ada beberapa komoditas yang menyumbang capaian ekspor.

"Komoditas non migas yang menjadi penyumbang adalah bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan nabati, serta besi dan baja. Negara yang memberi andil besar dalam surplus berasal dari AS, India, dan Filipina," beber Margo.

Kinerja surplusnya neraca perdagangan RI terjadi dengan beberapa negara. Dengan AS, neraca perdagangan surplus sebesar 1.579,8 juta dollar AS, kemudian diikuti oleh India sebesar 718,6 juta dollar AS, dan dengan Filipina sebesar 713,9 juta dollar AS.

Sedangkan dengan Australia, Thailand, dan Ukraina neraca perdagangan Indonesia masih mengalami defisit, masing-masing sebesar 529 juta dollar AS, 346,8 juta dollar AS, dan 247,2 juta dollar AS.

Baca juga: Menko Perekonomian: Neraca Dagang Surplus, Fundamental Pemulihan Ekonomi Sudah Kuat

Margo merinci, komoditas yang menyumbang surplus terhadap AS berasal dari pakaian dan aksesories. Sementara komoditas penyumbang dari India adalah bahan bakar mineral serta lemak dan minyak hewan nabati.

Adapun dengan filipina, komoditas penyumbang surplus berasal dari bahan bakar mineral serta kendaraan dan bagiannya.

"Sedangkan komoditas penyeimbang defisit dengan Australia adalah bakar mineral, bijih logam dan abu terak. Dengan Thailand berasal dri plastik dan barang dari plastik, serta mesin dan peralatan mekanis dan bagiannya. Dengan Ukraina adalah serelia serta besi dan baja," pungkas Margo.

Baca juga: Neraca Dagang Surplus 4,74 Miliar Dollar AS, BPS: Tertinggi Sejak 2006

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Bank Mandiri Imbau Nasabah Hati-hati Terhadap Modus Penipuan Berkedok Undian Berhadiah

Whats New
IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

IHSG Turun Tipis di Awal Sesi, Rupiah Dekati Level Rp 16.000

Whats New
Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Berapa Denda Telat Bayar Listrik? Ini Daftarnya

Whats New
Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Detail Harga Emas Antam Senin 6 Mei 2024, Turun Rp 3.000

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 6 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Bappeda DKI Jakarta Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Transfer Pengetahuan dari Merger TikTok Shop dan Tokopedia Bisa Percepat Digitalisasi UMKM

Whats New
Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Senin 6 Mei 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diperkirakan Melaju, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Kesenjangan Konsumsi Pangan dan Program Makan Siang Gratis

Whats New
Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Lowongan Kerja Anak Usaha Pertamina untuk S1 Semua Jurusan, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Erick Thohir: 82 Proyek Strategis BUMN Rampung, tapi Satu Proyek Sulit Diselesaikan

Whats New
Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Ketika Pajak Warisan Jadi Polemik di India

Whats New
BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

BTN Konsisten Dongkrak Inklusi Keuangan lewat Menabung

Whats New
[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

[POPULER MONEY] HET Beras Bulog Naik | Kereta Tanpa Rel dan Taksi Terbang Bakal Diuji Coba di IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com