KOMPAS.com - Direktur Jenderal (Dirjen) Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil mengatakan, pihaknya akan melakukan enam langkah dalam rangka mitigasi dampak La Niña bagi sektor pertanian.
Pertama, kata dia, memetakan daerah rawan banjir dan kekeringan. Hal ini termasuk membangun early warning system melalui pemantauan kondisi iklim harian yang bersumber dari data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
"Kedua, melakukan percepatan tanam untuk daerah dengan puncak genangan pada Desember 2021 dengan mengerahkan brigade tanam dan prasarana pendukung seperti traktor, pupuk, hingga benih," ujar Ali, dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (10/7/2021).
Baca juga: Dukung Ketahanan Pangan Nasional, Kementan Galakkan Program Percepatan Tanam
Ketiga, lanjut dia, melakukan normalisasi saluran dan pembangunan tanggul penahan air.
Keempat, menggunakan benih varietas tahan genangan seperti inbrida padi rawa (Inpara) satu sampai 10, inbrida padi sawah irigasi (Inpari) 29, lnpari 30, dan Ciherang.
"Kelima, mendorong petani untuk mengikuti program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)," ujar Ali.
Terakhir, untuk lokasi yang saat ini masih memasuki musim kemarau, ia menyebut, pihaknya memiliki tiga langkah antisipasi.
Baca juga: 7 Strategi Mentan Antisipasi La Nina yang Ganggu Musim Tanam
Pertama, melakukan pengawalan giliran pembagian air dan penghematan pemanfaatannya.
Kedua, mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber air permukaan dan air tanah yang ada sebagai suplesi irigasi pada lahan sawah yang terdampak kekeringan.
"Ketiga, memanfaatkan pompa-pompa air, embung, dam parit, hingga long storage," imbuh dia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.