Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Smelter Nikel Pertama di Kalimantan, Haji Isam Siapkan Rp 6,3 Triliun

Kompas.com - 20/12/2021, 11:39 WIB
Andi Muhammad Haswar,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

BATULICIN, KOMPAS.com - PT Jhonlin Grup akan membangun smelter nikel di Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan (Kalsel).

Rencana pembangunan smelter nikel diutarakan langsung oleh pemilik PT Jhonlin Grup, Andi Syamsuddin Arsyad atau yang akrab disapa Haji Isam.

Menurut Haji Isam, Jhonlin Grup akan menginvestasikan dananya sebesar 440 juta dollar AS atau sekitar Rp 6,3 trilliun.

Baca juga: Kontroversi Haji Isam, Eks Timses Jokowi, Raja Sawit Batubara Kalsel

"Rencana pembangunan mulai April tahun depan atau 2022 dengan nilai investasi 440 dollar AS," sebut Haji Isam dalam keterangan resminya yang diterima, Minggu (19/12/2021).

Smelter nikel tersebut akan dibangun di atas lahan seluas 2.000 hektar. Isam menyebut, smelter nikel ini merupakan yang pertama di Pulau Kalimantan.

Menurut dia, smelter nikel ini diharapkan bisa menyerap 10.000 tenaga kerja dengan diutamakan putra daerah Kabupaten Tanah Bumbu.

"Pabrik smelter nikel itu akan berdiri di dekat pabrik biodiesel yang sudah terbangun," jelasnya.

Haji Isam menambahkan, selain pabrik smelter nikel, PT Jhonlin Grup juga berencana membangun dua pabrik lainnya.

Agar seluruh rencana pembangunan pabrik tersebut berjalan mulus, PT Jhonlin Grup telah menyiapkan kawasan ekonomi khusus di Kabupaten Tanah Bumbu.

Di kawasan itu nantinya akan berdiri empat pabrik yang saling menopang, yaitu pabrik biodiesel yang sudah beroperasi setelah diresmikan Jokowi beberapa waktu lalu.

Selain itu, terdapat pula pabrik smelter nikel, pabrik plywood dan pabrik pengolahan plastik.

"Kawasan ekonomi khusus ini diharapkan akan menopang perekonomian secara nasional dan juga lokal dan tentu akan menyerap banyak tenaga kerja," kata dia.

Sebagai informasi, sesuai regulasi pemerintah setiap perusahaan tambang diwajibkan membuat smelter. Hal ini agar setiap hasil tambang tak lagi diekspor dalam bentuk mentah.

Baca juga: Kenapa Banyak TKA China di Proyek Smelter? Ini Jawaban Luhut

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com