Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Persiapan Pemerintah Pelan-pelan Hapus Premiun dan Pertalite

Kompas.com - 27/12/2021, 20:21 WIB
Aprillia Ika

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah bersiap menghapus bahan bakar minyak (BBM) Premium dan Pertalite secara bertahap, untuk kemudian digantikan dengan BBM yang lebih ramah lingkungan yakni Pertamax. 

Untuk diketahui Premium memiliki nilai oktan atau Research Octane Number (RON) sebesar 88, sementara Pertalite nilai oktannya 90.

Angka RON ini berada di bawah nilai kesepakatan global yang mengamanatkan negara-negara di dunia untuk menjaga ambang batas emisi karbon dan polusi udara dengan memakai bensin minimal RON 91.

Baca juga: Tiga Tahapan Pertamina Hapus BBM Premium dan Pertalite, Diganti Pertamax

Masa transisi Premium ke Pertamax

Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih mengatakan, peralihan Premium ke Pertalite mampu menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 14 persen.

Peralihan Pertalite ke Pertamax dapat menurunkan kadar emisi CO2 sebesar 27 persen. 

“Kita memasuki masa transisi di mana Premium akan digantikan dengan Pertalite, sebelum akhirnya kita akan menggunakan BBM yang ramah lingkungan," ujar Soerjaningsih dalam siaran pers, seperti dikutip dari Kontan.co.id. 

Apa saja yang seharusnya dilakukan pemerintah di masa transisi tersebut?

Baca juga: Per 25 Desember, Harga Elpiji Nonsubsidi 5,5 Kg dan 12 Kg Naik Rp 1.600-Rp 2.600 Per Kg

Penghapusan Premiun dan Pertalite harus perhatikan hal ini

Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno menilai, kebijakan penghapusan Premium dan Pertalite merupakan langkah yang sudah sepatutnya dilakukan untuk menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Meski begitu, ada sejumlah hal yang menurut Eddy perlu diperhatikan dalam penerapan kebijakan ini.

Baca juga: Pemerintah Diminta Tak Gegabah Hapus BBM Premium dan Pertalite

 

Pertama, Pertamina harus melakukan sosialisasi yang baik agar masyarakat dapat memahami urgensi dari kebijakan penghapusan Premium dan kemudian Pertalite ini.

Kedua, Eddy juga menilai bahwa insentif harga perlu diberikan dalam peralihan BBM ini agar selisih harga antara Premium, Pertalite, dan Pertamax tidak terlalu besar. Dengan begitu, harapan Eddy, masyarakat dapat beralih dengan kesadaran sendiri tanpa merasa keberatan.

Ketiga, Eddy juga berpesan agar kebijakan penghapusan Premium dan kemudian Pertalite ini dilakukan secara bertahap.

Keempat, “Kami juga meminta agar daerah 3T mendapatkan perhatian khusus karena di daerah-daerah tersebut kondisi perekonomian masyarakat masih belum kuat, sehingga harus tetap ditopang dengan keberadaan BBM yang bisa terjangkau,” ujar Eddy.

 

Cara Pertamina pelan-pelan hapus Premium

Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial & Trading, Irto Ginting mengatakan, Pertamina mendukung program peralihan BBM yang dicanangkan pemerintah.

Irto bilang, Pertamina telah melakukan Program Langit Biru (PLB) untuk mengedukasi masyarakat soal peralihan penggunaan Premium.

“Program promo Pertalite harga khusus juga telah kami jalankan ke seluruh wilayah agar masyarakat terbiasa dengan BBM jenis tersebut dan sekaligus membantu keterjangkauan masyarakat,” imbuh Irto.

Irto memastikan jika Pertamina pada prinsipnya akan selalu menyiapkan BBM yang dibutuhkan masyarakat.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, agar dapat mengisi BBM sesuai kebutuhan dan sesuai spek kendaraannya,” imbuh Irto.

Sedikit informasi, berdasarkan data Pertamina, penyaluran Premium hanya setara kurang lebih 7 persen dari total penyaluran BBM di tahun berjalan 202.

Sebagian besar penyaluran BBM di tahun berjalan 2021 didominasi oleh Pertalite dengan porsi sekitar 48 persen dari total penyaluran BBM.

Artikel ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Pemerintah Bersiap Menghapus BBM Jenis Premium

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com