Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

13,6 Juta Orang di Jawa-Bali Belum Divaksin, Luhut: Ini Angka Tidak Kecil

Kompas.com - 10/01/2022, 21:00 WIB
Aprillia Ika

Editor

KOMPAS.com - Sebanyak 13,6 juta orang di Jawa-Bali belum divaksin Covid-19. Jumlah tersebut 9 persen dari target vaksinasi pemerintah di Jawa-Bali.

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pemerintah akan terus mendorong percepatan vaksinasi terutama di wilayah dengan tingkat vaksinasi dosis pertama yang rendah.

"Ini angka tidak kecil. Hal ini mengharuskan pemerintah untuk terus mendorong percepatan vaksinasi terutama di kabupaten dan kota yang dosis satunya masih di bawah 50 persen," kata Luhut seperti dikutip dari Antaranews.com, Senin (10/1/2022).

Baca juga: Larangan Ekspor Batu Bara, Wujud Nasionalisme walau Diprotes Banyak Negara

Luhut menambahkan, capaian vaksinasi di Jawa-Bali terus meningkat sementara vaksinasi anak sudah 36 persen. Capaian vaksinasi anak akan terus ditingkatkan.

Sementara daerah yang capaian dosis 1 vaksinasi di bawah 50 persen jadi prioritas untuk dilakukan pengawasan dan percepatan vaksinasi. Sejumlah daerah tersebut yakni Pamekasan, Sumenep dan Bangkalan. Ketiganya di Jawa Timur.

Baca juga: Luhut: Pelaku Perjalanan Luar Negeri Harus Karantina 7 Hari, Jangan Minta Dispensasi

Indonesia siap hadapi Omicron

Menko Luhut yang juga Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) menegaskan bahwa Indonesia siap menghadapi varian Omicron.

Kunci utama terhindar dari gelombang ketiga Covid-19 varian Omicron adalah preventif. Antara lain, melibatkan persan serta masyarakat mulai dari penegakkan protokol hingga penggunaan PeduliLindungi.

Baca juga: Luhut Sebut Kebijakan Larangan Ekspor Batu Bara Bakal Dievaluasi

Kemudian, meminta pemda menyiapkan fasilitas rumah sakit dan isolasi terpusat untuk hal-hal yang tidak diinginkan.

Juga, meingkatkan testing dan tracing untuk mencegah kasus kembali melonjak.

"Kita harus kompak, tidak perlu cari kekurangan di sana sini, tapi harus saling mengingatkan dengan baik," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com