JAKARTA, KOMPAS.com - Industri perbankan RI terus memonitor dampak perang Rusia dan Ukraina terhadap perekonomian nasional dan kinerja bisnis perusahaan.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk menilai, dampak konflik kedua negara tersebut terhadap perekonomian Tanah Air relatif minim, sebab porsi ekspor komoditas ke Rusia dan Ukraina tidak signifikan.
Baca juga: Bos OJK Beberkan Dampak Perang Rusia dengan Ukraina ke Sektor Keuangan RI
Direktur Treasury dan International BNI Henry Panjaitan mengatakan, pada tahun lalu ekspor Indonesia ke Rusia tercatat 1,49 miliar dollar AS atau hanya 0,65 persen dari total ekspor Indonesia, sementara ekspor RI ke Ukraina tercatat 416,9 juta dollar AS atau hanya 0,18 persen dari total ekspor nasional.
Namun, bank dengan kode emiten BBNI itu disebut terus memperhatikan dampak konflik Rusia dan Ukraina terhadap kenaikan harga minyak dunia, yang akhirnya berdampak pada kenaikan inflasi di Indonesia.
"Hal ini tentunya berpotensi mempercepat peningkatan suku bunga acuan Bank Indonesia," kata Henry, dalam keterangannya, dikutip Selasa (8/3/2022).
Baca juga: Mengapa Indonesia Tak Blokir Bank Rusia seperti Singapura? Ini Untung Ruginya
Di sisi lain, BNI berharap kenaikan harga komoditas dapat mendorong pertumbuhan ekonomi lebih kuat di dalam negeri.
Selain itu, BNI juga berharap konflik akan segera berakhir, guna memberikan kepastian dalam berbisnis, dan menjadikan iklim berinvestasi semakin membaik, sehingga berdampak positif pada perekonomian.
“Hal ini tentunya akan berdampak baik bagi banyak sektor ekonomi di Indonesia yang saat ini tengah cukup baik melewati masa pemulihan ekonomi,” ucap dia.
Baca juga: Dampak Konflik Rusia-Ukraina di Indonesia, Harga BBM Bisa Naik, Juga Elpiji dan Listrik