Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik 483 Persen, Timah Kantongi Laba Bersih Rp1,3 Triliun

Kompas.com - 14/03/2022, 16:30 WIB
Yohana Artha Uly,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Timah Tbk (TINS) mengantongi laba bersih Rp 1,3 triliun sepanjang 2021. Kinerja itu melonjak 483 persen dibandingkan tahun 2020 yang rugi sebesar Rp 341 miliar.

Lonjakan laba bersih perusahaan ditopang oleh penurunan beban pokok pendapatan. Sepanjang 2021, beban pokok pendapatan Timah turun 21 persen menjadi Rp 11,17 triliun dibandingkan 2020 yang sebesar Rp 14,09 triliun. 

Baca juga: Akhiri Kerugian 6 Tahun Beruntun, Bank Jago Bukukan Laba Bersih Rp 86 Miliar

"Melesatnya harga komoditas timah di pasar internasional menjadi sebuah kesempatan istimewa bagi perseroan, karena dengan biaya produksi yang rendah perseroan mampu menjual komoditasnya di harga yang signifikan," ujar Sekretaris Perusahaan Timah Abdullah Umar di Jakarta, Senin (14/3/2022).

Ia menjelaskan, produksi bijih Timah tahun lalu sebesar 24.670 ton Sn atau turun 38 persen dari tahun sebelumnya sebesar 39.757 ton Sn. Terdiri 46 persen berasal dari penambangan darat dan 54 persen penambangan laut.

Pada tahun yang sama, produksi logam timah hanya mencapai 26.465 metrik ton atau turun 42 persen dari 2020 sebesar 45.698 metrik ton.

Adapun rata-rata harga jual logam timah yang melesat 89 persen menjadi 32.619, perseroan membukukan penjualan logam timah sebesar 26.602 metrik ton atau turun 52 persen dari tahun sebelumnya 55.782 metrik ton.

Baca juga: Laba Bank DKI Tumbuh 25,27 Persen Sepanjang 2021

Sejalan dengan kinerja laba bersihnya, EBITDA Timah naik 150 persen menjadi Rp 2,90 triliun dari tahun sebelumnya sebesar Rp1,16 triliun. Berkurangnya beban finansial akibat 'deleveraging strategy' dan kemampuan perseroan memilih sumber pendanaan berbiaya rendah menjadi salah satu faktor pendukungnya.

Indikator finansial lainnya yang menjadi parameter membaiknya kinerja Timah adalah rasio profitabilitas, yaitu net profit margin (NPM) menjadi 9 persen dari sebelumnya di 2020 minus 2 persen.

Kemudian gross profit margin (GPM) menjadi 24 persen dari 2020 sebesar 7 persen. Lalu rasio solvabilitas nampak dari debt to equity ratio (DER) menjadi 82 persen dari 2020 sebesar 142 persen.

Kas dan setara kas menunjukkan kenaikan signifikan menjadi Rp 1,78 triliun dari tahun sebelumnya Rp 807 miliar.

"Kami optimisme bahwa di tahun-tahun berikutnya kinerja perseroan akan mampu lebih baik didukung pemanfaatan  teknologi penambangan yang lebih berkualitas dan berbiaya rendah,” kata Umar.

Baca juga: Melonjak 129,4 Persen, Mitratel Raup Laba Bersih Rp 1,38 Triliun pada 2021

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com