Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Respon Positif Kenaikan Suku Bunga The Fed, Wall Street Ditutup Menguat

Kompas.com - 18/03/2022, 08:03 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Bursa saham AS atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Kamis (17/3/2022) waktu setempat. Kenaikan ini terjadi setelah pasar merespon positif sikap The Fed yang menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin, untuk mengatasi inflasi.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) dan S&P 500 masing - masing naik 1,23 persen di posisi 34.480,76 dan 4.422,67. Sementara itu Nasdaq Komposit di level 13.614,78 atau menguat 178,2 poin.

"Ini hari ketiga kenaikan, dan banyak investor yang berpikir mungkin kondisi pasar sudah lebih tenang. Pertemuan Fed akhirnya menjadi katalis bagi pasar, dengan kondisi geopolitik Rusia dan Ukraina yang dimasukkan dalam formula kebijakan Fed, yang mendorong indeks bullish jangka pendek,” kata Jeff Kilburg, kepala kantor investasi Sanctuary Wealth dikutip dari CNBC.

Baca juga: Wall Street Respons Kenaikan Suku Bunga The Fed, Saham JPMorgan, Starbucks, dan Boeing Melesat

Pergerakan positif pasar saham juga terjadi lantaran pembicaraan terkait aksi damai antara Rusia dan Ukraina mulai menunjukkan kemajuan. Bloomberg melaporkan, pada Rabu lalu, Rusia dan Ukraina membicarakan terkait dengan rencana perdamaian dan penarikan pasukan militer Rusia yang ada di Ukraina.

Di sisi lain, hari Kamis merupakan hari penting bagi Rusia, untuk membayarkan kupon obligasi negaranya yang telah jatuh tempo pada Rabu. Pembayaran harus dilakukan Rusia, untuk menghindari dampak default. Berdasarkan Reuters, Rusia telah melakukan dua pembayaran dalam dollar AS, dan uang itu segera didistribusikan kepada para pemegang obligasi.

Baca juga: Wall Street Ditutup Hijau, Saham Microsoft, Netflix, Apple, dan American Arlines Melesat

Kekhawatiran Rusia tidak dapat membayar obligasi yang jatuh tempo karena, sebagian besar bank Rusia telah keluar dari sistem keuangan global sebagai akibat invasi pasukan ke Ukraina. Untuk menghindari default, Rusia perlu melakukan pembayaran dalam dollar AS, tidak dengan rubel.

Diketahui, sanksi ekonomi tersebut berdampak pada anjloknya rubet terhadap dollar AS. Peter Boockvar, kepala investasi di Bleakley Advisory Group, mencatat S&P 500 naik setelah Reuters merilis laporan mengenai pembayaran obligasi Rusia. Dia mengungkapkan masih belum jelas dari mana Rusia bisa melakukan pembayaran, apakah bank asing yang memproses pembayaran atau Rusia diberikan akses rekening untuk pembayaran obligasi.

“Bagaimanapun, masih banyak pertanyaan tentang pembayaran obligasi Rusia. Sejauh mana mereka melakukan pembayaran obligasi dollar AS, dan bukan rubel,” kata Bockvar.

Saham energi memimpin pasar lebih tinggi karena minyak mentah berjangka West Texas Intermediate, dan patokan minyak AS, kembali melonjak lebih dari 8 persen menjadi di atas 100 dollar AS per barel.

Devon Energy dan Diamondback masing-masing naik 9,6 persen dan 6,5 persen. SPDR Energy naik 3,4 persen. Sementara itu, Occidental melesat 9,4 persen, Zoom Video naik 4,1 persen, American Express menguat 3,5 persen, dan Salesforce bertambah 2,3 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com