Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wall Street Respons Kenaikan Suku Bunga The Fed, Saham JPMorgan, Starbucks, dan Boeing Melesat

Kompas.com - 17/03/2022, 07:45 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street pada perdagangan Rabu (16/3/2022) ditutup menguat. Hal ini merespons keputusan The Fed yang mengumumkan kenaikan suku bunga 0,25 persen atau 25 basis poin, atau kenaikan pertama kalinya sejak tahun 2018.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat lebih dari 500 poin dalam atau naik 1,5 persen di posisi 34.063,1. S&P 500 di posisi 4.357,86 atau bertambah 2,24 persen. Kenaikan tertinggi pada indeks acuan saham teknologi Nasdaq Komposit yang melesat 3,7 persen atau 487,9 poin.

Dikutip dari CNBC, saham-saham bergerak liar setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga dan berencana akan menaikkan enam kali lagi tahun ini. Pada Rabu waktu setempat, The Fed mengungkapkan, kenaikan suku bunga dilakukan untuk mengendalikan lonjakan inflasi.

Baca juga: IHSG Bakal Uji Level di 7.000? Simak Rekomendasi Sahamnya

“Ini adalah langkah yang sangat agresif. Saya berharapnya, The Fed mempertahankan fleksibilitas. Dalam jangka panjang, kita harus mengembalikan suku bunga ke tingkat riil yang positif. Tapi, ada banyak ketidakpastian di sini,” kata David Kelly, kepala strategi global di JPMorgan Asset Management.

Setelah sempat mengalami penurunan di awal sesi, saham di Wall Street berbalik menguat, mendukung sikap agresif The Fed dengan keyakinan, kenaikan suku bunga akan membantu ekonomi dalam jangka panjang, serta menurunkan inflasi.

“Pasar tampaknya menerima kabar ini dengan tenang. Dengan begitu, kemungkinan harga dalam pengumuman hari ini akan sesuai. Jangan lupa, pengetatan moneter berarti The Fed percaya bahwa ekonomi berada pada pijakan yang kokoh, yang merupakan hal yang baik pada akhirnya," ungkap Mike Loewengart, direktur pelaksana strategi investasi E-Trade.

Baca juga: ADB: Pandemi Covid-19 Bikin 4,7 Juta Penduduk Asia Tenggara Miskin Ekstrem

Charlie Ripley, ahli strategi pasar senior untuk Allianz Investment, menilai, pengumuman kenaikan suku bunga oleh The Fed menunjukkan investor tidak lagi menunggu untuk membuat langkah signifikan dalam memperketat kebijakan moneter saat ini.

“Kenyataannya, inflasi mendorong The Fed akhirnya memutuskan hal yang harus dilakukan. Dengan inflasi yang tetap tinggi, The Fed perlu menegaskan tindakan kebijakan agresif tidak hanya melalui serangkaian kenaikan suku bunga, tetapi melalui perubahan pada neraca keuangan. Sekarang pasar lebih nyaman dengan sikap hawkish,” jelas Ripley.

Imbal hasil Treasury 10-tahun menyentuh level tertinggi sejak 2019 setelah pernyataan Fed. Saham bank naik karena optimisme bottom line mereka akan mendapat dorongan dari suku bunga yang lebih tinggi. Saham JPMorgan melesat 4,4 persen, sedangkan Bank of America naik 3,1 persen.

Micron Technology adalah salah satu saham S&P 500 dengan kinerja terbaik pada perdagangan Rabu, dengan kenaikan lebih dari 8,9 persen, saham Starbucks melonjak 5,1 persen, sedangkan pada indeks DJIA, Boeing menguat 5 persen.

Baca juga: Apa Penyebab Kalbe Farma Hentikan Pengembangan Vaksin GX-19?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com