Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komarudin Watubun
Politisi

Komarudin Watubun, SH, MH adalah anggota Komisi II DPR RI; Ketua Pansus (Panitia Khusus) DPR RI Bidang RUU Otsus Papua (2021); pendiri Yayasan Lima Sila Indonesia (YLSI) dan StagingPoint.Com; penulis buku Maluku: Staging Point RI Abad 21 (2017).

Nikel Indonesia, Elon Musk, dan Peluang Bioekonomi

Kompas.com - 19/05/2022, 09:36 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sejak akhir 2020, rencana investasi ke sektor industri baterai kendaraan berasal dari LG Energy Solution dari Korea Selatan khususnya pertambangan, smelter, prekursor, katoda, mobil dan fasilitas daur-ulang. LG Energy Solution Ltd adalah produsen nomor dua terbesar dunia untuk baterai EV saat ini. April 2022, LG Energy Solution berencana investasi 9 miliar dollar AS ke sektor pemurnian nikel hingga produksi sel-sel baterai di Indonesia (S Widianto, Ed Davies et al., 2022).

Contemporary Amperex Technology (CATL) juga membidik investasi pabrik baterai lithium di Indonesia. CATL asal Tiongkok, pemasok Tesla, merilis rencana investasi 9 miliar dollar AS di Indonesia pada April 2022. Sedangkan PT HKML Baterai Indonesia membangun pabrik aki mobil listrik (EV) di Karawang New Industrial City, Jawa Barat, sejak September 2021.

Akhir-akhir ini, Pemerintah Indonesia berupaya mengembangkan mata-rantai pasokan nikel dalam negeri, khususnya ekstrak bahan kimia baterai, produksi baterai, dan EV. Maka Elon Musk atau Tesla Inc dibidik. Awal Mei 2022, usaha tambang Vale asal Brasil menandatangan kesepakatan pasokan nikel Class 1 karbon-rendah ke Tesla dari zona operasi Vale di Kanada. Vale juga beroperasi di Indonesia (B Christina et al., 2022). Menurut Vale, nikel hasil produksi pada fasilitas Long Harbor (Kanada) memiliki jejak karbon setara dengan 4,4 ton CO2 untuk setiap ton nikel (G Araujo et al., 2022).

Penjualan mobil listrik (battery electric vehicle atau plug-in hybrid electric) khusus penumpang pada pasar global tahun 2019 mencapai 2,1 juta unit. Jumlah ini belum termasuk mobil listrik hibrid tanpa plugged-in. Tahun 2020, mobil listrik menyumbang 2,6 persen dari penjualan mobil di pasar dunia.

Penjualan mobil listrik naik sekitar 40 persen dari tahun ke tahun, karena kemajuan
teknologi elektrifikasi kendaraan roda dua/tiga, bus, dan truk. Sehingga investasi kendaraan listrik ramah-lingkungan, industri baterai, industri olah nikel dan kobalt untuk bahan lithium battery, menjadi bagian dari transisi besar tiap negara dari penggunaan bahan bakar fosil ke sistem energi bersih-ramah lingkungan.

Prospek bioekonomi

Dua sisi penting dari visi dan model usaha Elon Reeve Musk (Tesla Inc) yakni paduan semangat filantropi dan inovasi berbasis Iptek yang ramah-lingkungan. Misalnya, Musk Foundation menyediakan hibah 100 juta dollar AS ke proyek XPRIZE Carbon Removal, lomba Iptek skala global guna menjaring gagasan ekstraksi atau serap CO2 (karbon dioksida) dari atmosfer atau laut (University of Miami, 2018).

Baca juga: Bangun Smelter Nikel di Kolaka, CNI Grup Dapat Fasilitas Pembiayaan Rp 3,98 Triliun dari Perbankan

Tentu saja, jika visi dan model bisnis semacam ini dapat diadopsi oleh Indonesia, terbuka ruang pengembangan bioekonomi pabrik atau industri baterai dan kendaraan listrik (EV) di Indonesia.

Bioekonomi bukan semata-mata mencakup penggunaan bioteknologi dan biomass dalam proses produksi barang, jasa, dan energi atau penerapan bio-iptek bidang industri agrikultur, kesehatan, kimia dan energi. Bioekonomi juga bukan hanya penggunaan sumber-sumber daya biologis-renewable dari tanah dan air, misalnya hutan, ikan, mikroorganisma, hewan, dan tanaman guna menghasilkan pangan, bahan, produk, tekstil, dan energi (J. Albrecht et al., 2010; European Union, 2012).

Bagi Indonesia, bioekonomi harus menjamin dan menerapkan nilai keadilan, kemandirian, kebersamaan, demokrasi-ekonomi, efisiensi, berkelanjutan, kesatuan ekonomi nasional dan keberlanjutan (Psl 33 ayat 4 UUD 1945). Maka penerapan prinsip-prinsip ini ke sektor investasi baterai, kendaraan listrik, dan lain-lain, misalnya harus mewujudkan prinsip perlindungan segenap tumpah-darah atau sumber-sumber daya hidup sebagai berkat-rahmat Allah, dalam seluruh proses produksi di Indonesia.

Banyak riset ilmiah menemukan, senyawa kimia nikel berguna dalam manufaktur kimia tertentu, misalnya katalis hidrogenasi, katoda baterai isi ulang, pigmen dan perawatan permukaan logam (Nickel Institute, 2018). Nikel termasuk nutrisi pokok beberapa mikroorganisme dan tanaman yang memiliki enzim dengan nikel sebagai situs aktif (Mulrooney, et al., 2003:239–261). Nikel bermanfaat untuk biologi sejumlah tanaman, eubacteria, archaebacteria, dan jamur.

Riset ilmiah lain menyebutkan, enzim nikel seperti urease adalah faktor virulensi pada beberapa organisme. Urease mengkatalisis hidrolisis urea untuk membentuk amonia dan karbamat (Astrid Sigel, et al., 2008; Sydor, et al., 2013: 375–416). Hidrogenase NiFe dapat mengkatalisis oksidasi H2 untuk membentuk proton dan elektron, dan mengkatalisis reaksi sebaliknya, reduksi proton untuk membentuk gas hidrogen.

International Energy Agency (IEA) merilis laporan Global EV Outlook 2020 (IEA, 2020). Laporan IEA ini mengkaji infrastruktur kendaraan dan pengisian, biaya kepemilikan, penggunaan energi, emisi karbon dioksida (CO2) dan permintaan bahan baterai. Sisi penting ialah pilihan teknologi EV dan kebijakan guna menjamin prinsip keberlanjutan (sehat-lestari kehidupan manusia dan sehat-lestari ekosistem) dan pengurangan emisi CO2.

Visi IEA (2020) itu sejalan dengan Elon Musk. Misalnya, pada LiveScience, ahli biologi evolusi dan herpertolog Mike Wall, PhD, (2018) asal Idaho National Laboratory dan University of Sydney merilis visi SpaceX CEO Elon Musk tentang mobil listriknya pada podcast komedian Joe Rogan 7 September 2018 : “...the electric-car company he runs, and the need for our species to wean itself off fossil fuels. Musk described humanity's mass displacement of carbon from the ground to the atmosphere (and from there into the oceans) as an incredibly dangerous experiment whose ultimate outcome is unknown.”

Jadi, mobil listrik Elon Musk ibarat pesan kepada spesies manusia di planet Bumi agar berhenti menggunakan bahan bakar fosil. Manusia perlu beralih dari tanah ke atmosfer dan lautan. Meskipun hasilnya masih tanda-tanya pada tahap probabilitas dan simulasi.

Sedangkan bagi Indonesia, pilihan teknologi, inovasi atau investasi harus memiliki dasar dan arah yang terukur, terkontrol, dan tidak bias sesuai filosofi Indonesia berkedaulatan rakyat yakni Pancasila sesuai amanat alinea 4 Pembukaan UUD 1945.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com